Kamis 02 Apr 2015 13:15 WIB

Imbangi Pembangunan Infrastruktur dengan Membangun Kapasitas Pelaku Ekonomi

Rep: Sonia Fitri/ Red: Satya Festiani
Infrastruktur Transportasi Massal: Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Kamis (26/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Infrastruktur Transportasi Massal: Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Kamis (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan infrastruktur yang saat ini tengah digenjot pemerintah seharusnya diiringi dengan pembangunan kapasitas pelaku ekonomi di dalamya. Tujuannya agar ketika infrastruktur siap dalam tiga hingga empat tahun ke depan, infrastruktur tersebut dapat dipergunakan maksimal oleh para peserta ekonomi.

“Ketika infrastruktur siap, jangan sampai ada kejadian ada misalnya pengusaha logistik Surabaya yang membayar pengangkutan logistik per ton kilometer dari Surabahya ke Hongkong itu lebih murah dari pada Surabaya ke Jakarta,” kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito pada Rabu (1/4).

Hingga saat ini, kata dia, biaya logistik Indonesia sangat tinggi dibanding ke luar negeri. Karenanya, pemerintah harus siap membuat rancangan yang komprehensif soal air port, sea port, jalan tol, jaringan kereta api yang disertai dengan membangun kapasias para pelaku ekonominya.

“Kereta api sudah double track. PT KAI Indonesia sudah ada KA logistik, maka harus diukur berapa pengusaha logistik pengiriman barang Jakarta yang bisa menggunakan jasa kereta,” tuturnya. Jika misalkan kurang, kapasitas dapat ditambah secara jelas. Agar misalnya tidak ada lagi pengusaha air minum yang membawa muatannya menggunakan truk melewati jalan told an membuat macet dan merusak jalan. Sebab mereka telah menggunakan jasa kereta api dengan lancar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement