Rabu 01 Apr 2015 20:57 WIB

Kenaikkan BBM tak Terlalu Pengaruhi Inflasi

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menyebut, dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah tidak akan berpengaruh signifikan terhadap angka inflasi hingga bulan depan. Pasalnya, pemerintah tampak dapat menjaga kestabbilan harga pangan serta dibantu momen panen raya pada April 2015.

"Inflasi 0,17 persen, ini sepertinya tidak akan lebih melambung karena kuncinya di administer price dan komoditas pangan," kata dia pada Rabu (1/4). Makanya, khusus komoditas pangan, pemerintah masih harus realistis membuka keran impor untuk bahan pangan yang memang pasokannya masih kurang sementara kebutuhannya tinggi.

Ia optimis inflasi masih akan terkendali kendati harga BBM naik sebab ia optimis pemerintah bisa mempertahankan penjagaannya untuk menstabilkan pangan. Meskipun, industri domestik tetap harus ditumbuhkan.

Dengan kebijakan pemerintah yang menetapkan harga BBM floating setiap bulan, mestinya tidak akan langsung berdampak signigikan terhadap inflasi. "Saya perkirakan naiknya di bawah 10 persen, tidak akan sampai 50 persen, jadi ke harga lain tidak akan terlalu pengaruh," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement