REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Target pemerintah membangun pembangkit listrik 35 ribu MW tidak akan tercapai tanpa adanya bantuan dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah, khususnya yang daerahnya kaya sumber daya alam batu bara, harus terlibat dalam mengejar target tersebut.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, Rabu (1/4).
Kaltim merupakan salah satu daerah yang kaya akan sumber daya alam batu bara. Andrinof berpesan agar Pemprov Kaltim dapat memanfaatkannya untuk membangun pembangkit listrik. "Kaltim seharusnya bisa surplus listrik. Pembangkit-pembangkit listrik ukuran besar bisa dibangun di sini," kata Andrinof.
Diungkapkan Andrinof, Indonesia selama ini tidak memanfaatkan batu bara sebagai bahan baku pembangkit listrik. Hampir 85 persen produksi batu bara dikirim ke luar negeri.
"Padahal rakyat kita masih banyak yang belum kebagian listrik. Jangan mayoritas produksi batu bara di eskpor ke negara-negara yang justru rasio elektrifikasi listriknya lebih tinggi dari kita," ucap dia.
Berdasarkan data Pemprov Kaltim, produksi batu bara Kaltim per tahun sekitar 220 juta ton. Sedangkan cadangan batu bara mencapai 25,13 Milliar Metric Ton atau cukup untuk kebutuhan hingga 90 tahun mendatang.
"Pasokan listrik sangat penting. Bagaimana mungkin mau menumbuhkan kawasan industri kalau listrik pas-pasan. Listrik Kaltim harus surplus," ujar Andrinof.