Senin 30 Mar 2015 10:42 WIB

Dubes India: Kebijakan Investasi Indonesia Sering Berubah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Yudha Manggala P Putra
Investasi (Ilustrasi))
Investasi (Ilustrasi))

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar India untuk Indonesia Gurjit Singh mengatakan, investor India membutuhkan kepastian regulasi investasi dari pemerintah Indonesia. Pasalnya, kebijakan investasi di Indonesia cenderung berubah sehingga meresahkan investor.

"Kebijakan investasi di Indonesia terlalu sering berubah, dan ini yang menjadi permasalahan mendasar bagi investor India," kata Singh, Senin (30/3).

Menurut Singh, para investor India tertarik untuk berinvestasi di tiga sektor yakni maritim, tekstil, dan argo. Selain itu, mereka juga ingin berinvestasi di bidang infrastruktur, terutama untuk pembangunan power plant dan komponen otomotif. Singh mengatakan, India kuat di sektor-sektor tersebut dan hal ini sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Indonesia.

"Kita ingin mengembangkan industri manufaktur di Indonesia, namun kita juga ingin ada kebijakan yang stabil," kata Singh.

Saat ini, para investor India sedang mencoba untuk memahami kebijakan investasi dan insentif yang akan ditawarkan oleh pemerintah Indonesia. Singh mengatakan, investor India menginginkan adanya level playing field yang adil ketimbang insentif finansial. Pasalnya selama ini, pengusaha India sulit mendapatkan akses investasi di Indonesia.

Singh mengatakan, pengusaha India siap mengikuti berbagai macam regulasi dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia. Asalkan, kebijakan tersebut berlaku adil dan menguntungkan bagi investor.

"Sebagai duta besar saya ingin membantu pengusaha dari negara sya agar mendapatkan akses yang sama," kata Singh.

Untuk diketahui, India merupakan penyumbang surplus nonmigas terbesar dalam neraca perdagangan Januari 2015 dengan jumlah mencapai dua miliar dolar AS. Ekspor nonmigas ke India pada periode Januari sampai Februari 2015 meningkat sebesar 17,6 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement