REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Sebanyak 1.130 unit dari 3.710 unit koperasi yang ada di Sumatera Barat (Sumbar) menunggu untuk diaktifkan kembali.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumbar Zirma Yusri menuturkan, Dinas Koperasi dan UMKM ingin lebih fokus menghidupkan kembali koperasi yang tidak aktif.
"Saat ini nilai kekeluargaan dan tolong menolong dalam jiwa koperasi tidak terasa lagi. Masih banyak masyarakat yang melihat koperasi, ketika menyimpan, hanya memikirkan laba yang akan didapat," kata Zirma, Kamis (26/3).
Akibatnya, lanjut dia, koperasi selama ini tidak berjalan dengan maksimal. Dikatakan Zirma, dampak lainnya adalah antusiasme dari masyarakat mulai hilang terhadap koperasi.
Saat ini, ujar Zirma, masyarakat tidak lagi melihat koperasi seperti seharusnya, namun, justru menjadikan koperasi sebagai tempat mencari untung.
Ia menjelaskan, dari 19 kabupaten/kota yang ada di Sumbar, Kabupaten Limapuluh Kota, merupakan daerah yang memiliki jumlah koperasi aktif terbanyak.
Dari 289 unit koperasi, 127 unit dinyatakan aktif dan sisanya tidak. Daerah lainnya seperti Kota Padang, dari 655 unit koperasi, 602 aktif dan hanya 53 unit yang tidak aktif.
Zirma menuturkan, untuk kembali mengaktifkan kembali, Dinas Koperasi dan UMKM telah melakukan sejumlah langkah, seperti kunungan langsung ke daerah. Serta, gencar melakukan pelatihan.
"Kita akan meningkatkan kembali kemauan masyarakat untuk menggiatkan koperasi di Sumbar," jelasnya.
Sementara itu, menurutnya, kebijakan pemerintah pusat yang menghentikan bansos dan hibah, berpengaruh terhadap bantuan koperasi di Sumbar. Sebab, dalam setahun, sekitar 30-40 unit Koperasi di Sumbar, mendapatkan bantuan pusat. Namun, semenjak bansos dan hibah hilang, bantuan ikut raib.
"Tahun lalu kita masih menerima bantuan pusat, jumlahnya sampai Rp 50 juta per unit koperasi. Namun, tahun ini tidak ada lagi," kata Zirma menambahkan.