Selasa 24 Mar 2015 18:59 WIB

UOB: Transformasi Ekonomi Myanmar Menarik Minat Investasi

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Salah satu sudut kota Yangon Myanmar
Foto: letsgo-myanmar.com
Salah satu sudut kota Yangon Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Myanmar menjadi salah satu negara tujuan investasi bagi perusahaan-perusahaan Asia di tahun 2015 berdasarkan riset yang dilakukan oleh United Overseas Bank (UOB). Hasil riset yang berjudul UOB Asian Enterprise Survey 2014 menunjukkan satu dari empat perusahaan Asia berencana melakukan ekspansi ke Myanmar tahun ini.

Riset tersebut menunjukkan Myanmar merupakan lokasi investasi yang menarik untuk jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan kaum urban di negara berpenduduk 60 juta jiwa. The McKinsey Global Institute mempredisikan dibutuhkan dana sejumlah 320 juta dolar Singapura untuk investasi infrastruktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi Myanmar.

Sepertiga atau 31 persen perusahaan dari Hong Kong menyatakan akan berekspansi ke Myanmar di 2015. Hal yang sama juga dinyatakan dari perusahaan di Thailand (28 persen), Cina (26 persen), Malaysia (25 persen), Singapura (21 persen) dan Indonesia (18 persen).

 

Managing Director Group Strategy and International Management UOB Group Ian Wong mengatakan, UOB berkomitmen untuk membantu nasabahnya melakukan investasi di industri-industri yang mendorong pertumbuhan di Myanmar secara berkesinambungan.

 

“Untuk membangun pondasi yang kokoh guna menunjang pertumbuhan ekonomi Myanmar jangka panjang, Myanmar harus mampu menarik investasi di bidang trasnportasi, listrik dan telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan yang memiliki spesialisasi di bidang-bidang tersebut mendapatkan kesempatan menjadi bagian transformasi ekonomi Myanmar, dan kami berkeinginan untuk membantu mereka” ujar Ian Wong, dalam siaran pers, Selasa (24/3).

Menurutnya, investasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur di Myanmar, juga menciptakan peluang bisnis bagi perusahaan di bidang informasi teknologi, jasa, konstruksi dan pertanian. Menurut UOB Asian Enterprise Survey 2014, perusahaan-perusahaan Indonesia yang berminat berinvestasi di Myanmar dari sektor Informasi Teknologi (38 persen), jasa (38 persen), konstruksi (25 persen) dan pertanian (25 persen).

Di samping itu, salah satu faktor fasilitasi pertumbuhan investasi ke Myanmar adalah dengan melakukan liberalisasi di sektor perbankan.  Myanmar telah memberikan izin akses untuk kebutuhan pendanaan lebih luas kepada sembilan bank internasional asing tahun lalu, termasuk UOB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement