Selasa 24 Mar 2015 10:30 WIB

Pemerintah Korsel akan Terbitkan Sertifikat Halal

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Indah Wulandari
salah satu resto halal di Korsel
Foto: dreamstime
salah satu resto halal di Korsel

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berencana menerbitkan sertifikat halal untuk 140 restoran di berbagai wilayah. Dengan itu diharapkan wisatawan Muslim tidak perlu lagi merasa khawatir mengenai bahan makanan.

Ini juga bagian usaha Pemerintah Korsel menarik lebih banyak wisatawan Muslim. Sebab menurut Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata serta Organisasi Pariwisata Korea (KTO), salah satu pertimbangan memilih tujuan wisata bagi Muslim adalah ketersediaan makanan halal.

Restoran yang akan diberi sertifikat halal akan mulai diseleksi awal tahun depan setelah melihat respon wisatawan Muslim yang datang.

''Bagi para wisatawan, makanan adalah komponen terpenting berwisata. Jika itu bermasalah, mereka tidak bisa menikmati wisata sepenuhnya,'' demikian pernyataan resmi KTO seperti dikutip Korea Times, Senin (23/3).

Pemerintah Korsel tidak ingin menimbulkan kesan kurang menyenangkan soal wisata dan lebih baik memenuhi apa yang dibutuhkan wisatawan, termasuk yang berkaitan dengan kewajiban agama.

Pemerintah juga akan menyebarkan buku panduan restoran ramah Muslim ke negara-negara Timur Tengah.

Dalam buku itu ada lima kategori restoran halal. Pertama, status certified dengan sertifikat halal dari Federasi Muslim Korea (KMF).

Kedua, self-certified dimana restoran hanya menggunakan bahan-bahan halal dan dikelola oleh Muslim. Lalu, Muslim friendly ketika restoran dioperasikan oleh Muslim dengan menyediakan makanan halal meski masih juga menjual minuman beralkohol.

Ada pula Muslim welcome, yakni restoran Korea yang menjual makanan berbahan sayuran, makanan laut dan makanan bagi penghuni kuil. Terakhir, pork free dimana restoran tidak menjual babi dan menawarkan daging halal.

KTO juga sudah menerbitkan buku panduan 36 menu makanan Korea yang cocok bagi wisatawan Muslim.  Sebanyak 36 menu dibagi dalam kategori makanan berbahan sayuran saja, berbahan makanan dari laut, kombinasi sayuran dan bahan makanan dari laut, serta makanan berbahan daging selain babi.

KTO menyampaikan, Muslim tidak masalah makan makanan berbahan dasar hasil laut seperti sushi. Sehingga mereka tidak bermasalah mengunjungi daerah pesisir, seperti Busan atau Mokpo Provinsi Gyeongsang.

Dengan makin populernya Korea sebagai tujuan wisata, KTO berharap industri makin bisa menyesuaikan dengan beragam wisatawan yang datang, termasuk dari negara-negara Muslim.

KTO mencatat, di antara 14 juta wisatawan yang datang ke Korea, 750 ribu atau lima persennya adalah Muslim. Mereka berasal dari Malaysia, Indonesia, Turki, Arabia Saudi dan Qatar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement