Ahad 22 Mar 2015 15:12 WIB

Jepang Diharapkan Investasi di Sektor Baru

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Djibril Muhammad
Kepala BKPM Franky Sibarani
Foto: dokpri
Kepala BKPM Franky Sibarani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mendorong Jepang agar berinvestasi di sektor baru, seperti perikanan, makanan dan minuman, serta furniture.

Sebab selama ini, investasi Jepang paling banyak berada di sektor energi seperti pembangunan power plant, infrastruktur, dan transportasi umum.

"Kita mencoba untuk memperkenalkan potensi Indonesia dan berharap bahwa Jepang bisa berinvestasi lebih besar lagi dari sektor yang selama ini sudah ada," ujar Franky, Ahad (22/3).

Franky optimistis investasi Jepang di Indonesia akan terus meningkat, apalagi rasio investasi dan realisasinya sangat tinggi.

Sepanjang periode 2010 sampai 2014, BKPM mencatat rasio investasi Jepang mencapai 51 persen. Pada periode tersebut, Jepang memiliki rencana investasi sebesar 23,65 miliar dolar AS dengan realisasi senilai 12,1 miliar dolar AS.

Rasio investasi tersebut menunjukkan keseriusan investor Jepang dalam merealisasikan komitmen investasi yang telah direncakan.

"Jepang merupakan negara investor yang menarik, dalam pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa waktu lalu, mereka memberikan komitmen kepada pemerintah Indonesia untuk meningkatkan investasi," kata Franky.

Selain memperkenalkan potensi Indonesia, BKPM juga akan memasarkan 14 kawasan industri baru, kawasan ekonomi khusus, dan kawasan pariwisata. Hal ini untuk mendorong dan melebarkan investasi Jepang agar bisa menyentuh sektor-sektor lain.

Menurut Franky, Jepang memiliki kapasitas untuk mengembangkan investasinya di sektor baru.

Dalam lawatannya ke Jepang beberapa waktu lalu, Franky mengatakan, ada salah satu perusahaan Jepang yang berkembang di sektor oil dan chemical. Selain itu, ada pula perusahaan Jepang di Sumatera yang bergerak di sektor furniture dan produknya sebagian besar telah dipasarkan untuk ekspor.

Untuk meningkatkan investasi Jepang, BKPM akan gencar mensosialisasikan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan kemudahan perizinan kepada para investor asal Negeri Sakura tersebut. Menurut data BKPM, investasi Jepang di Indonesia pada 2014 menurun menjadi 2,7 miliar dolar AS.

Sedangkan rencana investasi Jepang pada periode Januari sampai Februari 2015 senilai 1,03 miliar dolar AS. Jumlah tersebut naik dibandingkan periode yang sama pada 2014, senilai 319,68 juta dolar AS. Pada 2015, BKPM menargetkan dapat menarik investasi Jepang sebesar 3,42 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement