Sabtu 21 Mar 2015 17:30 WIB

Kesadaran Masyarakat Laporkan Uang Palsu Masih Rendah

Polisi menunjukkan barang bukti sejumlah uang palsu pecahan Rp 100 ribu di Mapolres Ngawi, Jatim, Rabu (18/3).
Foto: Antara/Siswowidodo
Polisi menunjukkan barang bukti sejumlah uang palsu pecahan Rp 100 ribu di Mapolres Ngawi, Jatim, Rabu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu mengungkapkan kesadaran masyarakat setempat untuk melaporkan peredaran uang palsu masih rendah.

"Banyak yang masih merasa takut akan dituduh sebagai pemilik atau pengedar uang palsu, sehingga mereka lebih memilih untuk membiarkan dan tidak melaporkan jika mereka menemukan uang palsu," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Bambang Himawan di Bengkulu, Sabtu (21/3).

Laporan temuan uang palsu, di provinsi itu, lebih banyak berasal dari pihak perbankan setempat, jika menemukan pecahan uang palsu dari nasabah. "Ya, kalau dari perbankan ada beberapa temuan uang palsu setiap tahunnya. Kalau dari masyarakat hanya berkisar beberapa lembar saja," kata dia.

Pihaknya berharap masyarakat Provinsi Bengkulu, lebih proaktif melaporkan adanya temuan uang palsu, sehingga hasil laporan yang masuk ke Bank Indonesia, bisa menjadi bahan analisa bagi pihak kepolisian untuk memutus rantai peredaran.

"Tidak perlu takut, temuan lembar uang tidak akan membuat masyarakat dituduh sebagai pengedar, logikanya tidak mungkin pengedar akan melaporkan temuan," katanya.

Menurut Bambang, pihaknya, terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat di berbagai kesempatan, dengan tujuan untuk mengingatkan masyarakat bahwa peredaran uang palsu tidak hanya merugikan bangsa, tetapi juga masyarakat. "Kalau mereka menemukan uang palsu, uang itu tidak akan bisa digunakan, yang dirugikan masyarakat sendiri, tetapi jika ada laporan, pihak berwenang bisa menelusuri pengedar dan menekan peredaran," ucapnya.

Mengingat kondisi perekonomian masih belum kondusif setelah inflasi tinggi akhir 2014, ada kekhawatiran maraknya peredaran uang paslu, pengedar memanfaatkan kesempatan kondisi masyarakat yang membutuhkan jumlah sediaan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Untuk itu kami terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian demi menekan celah peredaran, kepada masyarakat kita berikan pengetahuan tentang ciri uang asli, dan kerugian memiliki pecahan uang palsu," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement