Kamis 19 Mar 2015 20:24 WIB

Sepi Peminat, Pemerintah Diminta Kampanyekan BBG Seperti LPG

Rep: C85/ Red: Satya Festiani
Pengendara Bajaj mengantre untuk mengisi bahan bakar gas (BBG) di salah satu Stasiun Pengisian Gas, Jakarta, Rabu (25/2).
Foto: Republika/Prayogi
Pengendara Bajaj mengantre untuk mengisi bahan bakar gas (BBG) di salah satu Stasiun Pengisian Gas, Jakarta, Rabu (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahan Bakar Gas (BBG) belum begitu populer dalam penggunaan sehari-hari oleh masyarakat umum. Hingga saat ini penggunaan BBG hanya sebatas untuk kendaraan umum seperti bus atau bajaj. Melihat kondisi ini, pemerintah diminta untuk lebih gencar mengampanyekan penggunaan BBG seperti halnya saat dulu mengampanyekan Elpiji.

Presiden Direktur PT Gagas Energi Indonesia sebagai anak usaha PGN, Danny Praditya menilai, pemerintah belum getol mempopulerkan BBG. Padahal dahulu, saat dilakukan konversi minyak tanah ke LPG, pemerintah terlihat sangat agresif.

"Yang paling penting itu market development yang saya sampaikan. Infra tidak bisa berdiri sendiri. Tetapi penunjangnya, edukasinya harus masif seperti ketika LPG 3 kg. Edukasi yang masif belum pernah dilakukan hal ini untuk BBG," jelas Danny, Kamis (19/3).

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menyatakan bahwa salah satu tugas pemerintah yang harus segera dilakukan adalah sosialisasi pemanfaatan BBG. Wiratmaja menyebut, saat ini masih minim kendaraan yang sudah terpasang konverter kit untuk menggunakan BBG.

"Tantangannya dari sisi kendaraan yang menggunakan. Kita perlu lebih banyak sosialisasi. Bagaimana kita dorong konverter kit. Dengan banyaknya SPBG, tinggal kendaraan dan konverter," jelasnya.

Mengenai konverter, Wiratmaja menyebutkan akan mengandung Kementerian Perindustrian selaku pihak yang berwenang dalam produksi konverter kit.

"Kita koordinasikan dengan Menko Perekonomian juga, agar tahun ini jalan. Tapi ini gratis hanya untuk kendaraan umum dan dinas," ujar Wiratmaja.

Tahun ini akan ada 500 konverter kit yang rencananya akan dibagikan. Wiratmaja menambahkan, program BB gini bukan konversi seperti halnya minyak tanah ke Elpiji. Namun, dia menyebut bahwa program ini adalah diversifikasi pemanfaatan energi.

"Infrastruktur untuk BBM juga tetap jalan," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement