Kamis 19 Mar 2015 14:00 WIB

Rupiah Melemah, Industri Kecil Teriak-Teriak

Rep: C84/ Red: Satya Festiani
Teller menghitung rupiah di banking hall sebuah bank di Jakarta, Selasa (20/1).  (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Teller menghitung rupiah di banking hall sebuah bank di Jakarta, Selasa (20/1). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menelurkan paket kebijakan ekonomi sebagai solusi atas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengharapkan hal ini dapat benar-benar terlaksana lantaran beberapa industri kecil sudah menderita atas terjadinya permasalahan ini.

Ketua Umum GAPMMI Adhi Lukman mengatakan daya tahan industri kecil tentu berbeda dengan industri besar dalam menyikapi persoalan anjloknya rupiah tersebut. Ia mengharapkan pemerintah mampu segera menstabilkan rupiah demi berkembangnya industrialisasi nasional.

"Industri kecil memiliki daya tahan yang rentan, contohnya industri tahu tempe yang sudah teriak-teriak," ujarnya dalam acara diskusi terkait melemahnya rupiah di Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (18/3) malam.

Ia menambahkan, jika hal ini terus berlanjut, pihaknya akan kembali mengkalkulasikan harga pokok ke depannya.

Adhi juga menyinggung kemungkinan para pelaku industri menaikan harga, namun menurutnya hal ini cukup dilematis dan bukan tak mungkin akan menjadi bumerang mengingat kata dia terkadang daya beli masyarakat tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi itu sendiri.

Terkait melemahnya rupiah, Adhi sejatinya telah memprediksi hal ini akan terjadi sejak tahun lalu.

Ia juga mengharapkan pemerintah mau untuk memberikan insentif kredit ekspor untuk memperkuat kinerja ekspor di tengah melemahnya rupiah ini. Adhi menilai hal ini untuk mengurangi dampak negatif dari ketergantungan impor bahan baku.

Kebijakan ini, lanjutnya, mampu mendongkrak kinerja sektor industri makanan dan minuman dalam jangka pendek ini dibandingkan dengan relaksasi fiskal tax holiday dan tax allowance yang dipandang kurang tepat untuk mengatasi persoalan ini dalam jangka pendek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement