Rabu 18 Mar 2015 18:12 WIB

Pertumbuhan Utang Luar Negeri Swasta Melambat

Hutang Luar Negeri. Pekerja mengerjakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Hutang Luar Negeri. Pekerja mengerjakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) sektor swasta pada Januari 2015 melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan ULN swasta pada Januari 2015 sebesar 13,6 persen (yoy), sedangkan pada Desember tumbuh sebesar 14,2 persen (yoy).

Dengan pertumbuhan tersebut, posisi ULN sektor swasta pada akhir Januari 2015 mencapai 162,9 miliar dolar AS. Sementara itu, posisi ULN sektor publik tercatat sebesar 135,7 miliar dolar AS. Posisi ULN sektor publik tersebut tumbuh 6,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5 persen (yoy), terutama dipengaruhi oleh penerbitan Global Bond Pemerintah sebesar 4 miliar dolar AS. Secara keseluruhan, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2015 mencapai 298,6 miliar dolar AS, atau tumbuh 10,1 persen (yoy).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang, yakni 84,7 persen dari total ULN. ULN berjangka panjang pada Januari 2015 tumbuh 12 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2014 yang sebesar 11,3 perseb (yoy).

Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 0,4 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,2 persen (yoy).

Pada akhir Januari 2015, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai 131,6 miliar dolar AS atau 97 persen dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar 121,5 miliar dolar AS atau 74,6 persen dari total ULN swasta. Sementara itu, posisi ULN berjangka pendek mencapai 45,5 miliar dolar AS atau 15,3 persen dari total ULN.

ULN swasta pada akhir Januari 2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih. Posisi ULN keempat sektor tersebut masing-masing sebesar 47,2 miliar dolar AS atau 28,9 persen dari total ULN swasta, 32,2 miliar atau 19,8 persen dari total ULN swasta, 26,4 miliar dolar AS atau 16,2 persen dari total ULN swasta, dan 19,2 miliar dolar AS atau 11,8 persen dari total ULN swasta.

Bank Indonesia (BI) mengatakan, perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian. BI mengatakan akan tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement