Selasa 17 Mar 2015 17:00 WIB
Rupiah melemah

Mendag: Pelemahan Rupiah akan Dongkrak Ekspor

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
 Menteri Perdagangan Rachmat Gobel beraudiensi saat berkunjung di kantor Republika, Jakarta, Senin (16/3).
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel beraudiensi saat berkunjung di kantor Republika, Jakarta, Senin (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap neraca perdagangan Februari 2015. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, surplus tersebut dapat mendorong kinerja perdagangan ke depan.

"Pelemahan rupiah sebetulnya dapat menjadi momentum untuk meningkatkan ekspor," ujar Rachmat di Jakarta, Selasa (17/3).  

Rachmat mengatakan, untuk mendongkrak ekspor pemerintah telah memberikan insentif melalui sejumlah paket kebijakan. Insentif tersebut yakni kemudahan investasi, insentif fiskal, dan kebijakan pengurangan impor dengan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS).

Rachmat menjelaskan, total ekspor Feburari 2015 mencapai 12,3 miliar dolar AS, sedangkan impor mencapai 11,6 miliar dolar AS. Dengan demikiaan terjadi surplus sebesar 738,3 juta dolar AS. Surplus perdagangaan Februari 2015 di dorong oleh surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai 564,2 juta dolar AS dan neraca migas sekitar 174,1 dolar AS.

Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan Tjahya Widayanti mengatakan, komoditi yang masih menjadi unggulan ekspor yakni produk dengan konten lokala tinggi, diantaranya CPO, kopi, teh, kakao, dan karet. Tjahya optimistis, dengan paket kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dapat mendongkrak ekspor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement