REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paket kebijakan stabilisasi perekonomian nasional dinilai tidak efektif dan efisien. Pasalnya, tidak ada satu pun kebijakan yang dapat direalisasikan secara instan.
Pengamat Ekonomi Iman Sugema mengatakan, delapan paket stabilisasi perekonomian nasional membutuhkan waktu jangka menengah dan panjang untuk direalisasikan. ''Tidak ada hubungannya,'' kata dia kepada ROL, Jumat (13/3) malam.
Menurut Iman, seharusnya yang diubah adalah cara Bank Indonesia (BI) menghadapi pelemahan rupiah. Pasalnya, BI harusnya menggelontorkan dana untuk menstabilkan rupiah. Namun, cadangan devisa BI malah bertambah.
Dia bertanya-tanya siapa yang memengaruhi BI melakukan langkah tersebut. Iman menegaskan, langkah yang diambil BI merupakan opsi yang tidak tepat. Alasannya, kebijakannya tidak tepat dengan situasinya.