Jumat 13 Mar 2015 20:29 WIB

Tekanan dari Sana-Sini Buat Rupiah Makin Melemah

Rep: c15/ Red: Dwi Murdaningsih
Dollar Naik, Rupiah Turun: Petugas menghitung uang pecahan 100 Dollar dan uang pecahan Rp. 100 ribu di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (12/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Dollar Naik, Rupiah Turun: Petugas menghitung uang pecahan 100 Dollar dan uang pecahan Rp. 100 ribu di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak faktor yang menyebabkan rupiah semakin melemah, berbagai penyebab baik dari eksternal dan lemahnya pengawasan internal membuat rupiah semakin terpuruk setiap harinya.

Ekonom BNI, Ryan Kiryanto menilai rupiah semakin melemah karena tertekan dengan kondisi euro, yen dan yuan semakin melemah tajam terhadap dolar dari biasanya. Celakanya, menurut Ryan dari dalam negeri tidak ada sentimen positif sehingga pasar pun turut merespon negatif faktor global tersebut. Ryan mengatakan hal tersebutlah yang membuat posisi rupiah semakin terjepit.

Melemahnya Rupiah juga didukung oleh sikap mata uang lain yang semakin turun. Langkah ini disebabkan rencana The Fed yang akan kenaikan suku bunga federal. Langkah The Fed ini membuat indeks dolar menguat terhadap semua mata uang global.

"Ada beberapa cara untuk bisa menstabilkan rupiah, salah satunya untuk mengurangi utang luar negeri khususnya utang luar negeri swasta," ujar Ryan saat dihubungi Republika, Jumat (13/3).

Selain mengurangi utang luar negeri, Ryan mengatakan Indonesia harus mewajibkan debitur hutang luar negeri memakai hedging atau lindung nilai. Ketiga, transaksi harus dilakukan dalam rupiah sesuai UU nomor 7 tahun 2011.

Selain itu, Ryan mengatakan berikan intensif pajak bagi korporasi yang melakukan reinvestasi di dalam negeri. Terakhir, menurut Ryan segera keluarkan kebijakan fiskal yang ramah terhadap bisnis sehingga ada perbaikan fundamental ekonomi. Kurs tengah pada Jumat (13/3) Bank Indonesia 13.191 per Dolar AS. Melemah dibandingkan hari sebelumnya Rp 13.176 per dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement