Jumat 13 Mar 2015 19:06 WIB

Tujuh Jurus BI Menjaga Stabilitas Rupiah

Rep: c87/ Red: Dwi Murdaningsih
Rupiah Semakin Melemah: Teller melakukan transaksi dengan nasabah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rupiah Semakin Melemah: Teller melakukan transaksi dengan nasabah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menjalankan tujuh kebijakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp 13.191 pada Jumat (13/3) atau melemah 15 poin dibandingkan Kamis (12/3) yang berada di posisi Rp 13.176 per dolar AS. 

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, arah kebijakan BI secara umum fokus pada stabilisasi ekonomi makro. Posisi BI saat ini menerapkan kebijakan moneter cosious dan tetap bias ketat untuk stabilisasi ekonomi. 

Kedua, Bank Indonesia meyakinkan inflasi pada 2015-2016 sesuai target yakni 4 plus minus 1 persen. Angka tersebut dipercaya bisa tercapai bahkan bisa di bawah 4 persen. 

Ketiga, BI mengarahkan neraca transaksi berjalan ke desifit lebih sehat, yakni di level minus 2,5 persen sampai 3 persen. 

"Jadi arah kebijakan Bank Indonesia secara moneter akan dijaga bias ketat untuk stabilitass ekonomi, kita akan menjga inflasi ke arah 4 persen dan transaksi berjalan menuju defisit yang lebih sehat," jelas Agus kepada wartawan di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/3).

Keempat, BI mengarahkan kebijakan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan mempertimbangkan cadangan devisa yang sehat. Bank Indonesia berharap adanya keseimbangan nilai tukar rupiah. 

Kelima, Bank Indonesia mendorong upaya pengelolaan utang luar negeri (ULN) yang sehat. BI telah mengeluarkan PBI Nomor 16/21/PBI/2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non Bank tanggal 29 Desember 2014. 

Keenam, BI juga mendorong upaya pendalaman pasar uang yang disertai kegiatan fasilitas lindung nilai. Ketujuh, BI juga mendorong supaya terus terjadi penggunaan transaksi rupiah dalam negeri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement