REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea Cukai jumlah penerimaan bea masuk, cukai dan bea keluar hingga akhir Februari 2015 tidak mencapai target, hanya 70 persen.
Pelaksana tugas Direktur Penerimaan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea Cukai Oza Olivia di Jakarta, Jumat (13/3), mengatakan pencapaian 70 persen tersebut sudah termasuk baik.
Ditargetkan hingga Februari Ditjen Bea Cukai dapat menerima hingga Rp 32,4 triliun dengan rincian bea masuk Rp 6,2 triliun, cukai Rp 24,3 triliun, bea keluar Rp 2 triliun. Namun, realisasnya Ditjen Bea Cukai hanya menerima 69,4 persen dari target atau Rp 22,5 triliun dengan rincian bea masuk Rp 4,7 tirliun, cukai 17,3 triliun dan bea keluar Rp 544 miliar.
"Kalaupun turun ini masih bulan ke dua dan penerimaan dari Januari ke Februari juga cukup signifikan, kita berharap bulan ke depan akan lebih bagus, ini akan statis tidak selamanya dinamis," ucap dia. Menurut dia bea masuk mengalami penurunan, dipengaruhi perekonomian dunia juga memang tingkat impor turun.
Sementara itu sekitar 80 persen lebih penerimaan cukai masih didominiasi oleh hasil tembakau, kemungkinan penurunan cukai diakibatkan kenaikan cukai rokok pada awal Januari menjadi 8,7 persen. "Tapi perlahan-lahan akan penerimaan meningkat, penerimaan cukai kan juga fluktuatif, nanti jika ada 'event' penerimaan pasti meningkat. Memang dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya awal tahun pasti menurun," kata dia.