REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh ke terendah dalam tiga bulan pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena dolar AS menguat, mendekati tingkat tertinggi dalam 11 tahun.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April turun 9,5 dolar AS, atau 0,82 persen, menjadi menetap di 1.150,60 dolar AS per ounce.
Emas berada di bawah tekanan tingkat tinggi karena indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, pada Rabu pukul 00.55 waktu setempat naik sebesar 1,21 persen menjadi 99,86, mendekati tingkat tertinggi dalam 11 tahun.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargakan dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Analis dan investor mulai berspekulasi bahwa Federal Reserve AS mungkin menghapus kata "bersabar" dari pernyataan mereka setelah pertemuan Fed berikutnya.
Hal itu akan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga pada awal Juni, analis mengatakan. Ini adalah tanda ekonomi AS mengalami banyak perbaikan, karena suku bunga telah mendekati nol sejak sekitar 2009.
Pertemuan bank sentral AS dijadwalkan pada minggu depan, dan para anggota Fed telah diasingkan dari membuat pernyataan publik sampai pertemuan itu. Banyak analis percaya bahwa kemungkinan dimulainya kenaikan suku bunga menjadi faktor dalam harga pasar pada Rabu.
Perak untuk pengiriman Mei turun 26,8 sen, atau 1,71 persen, menjadi ditutup pada 15,365 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 14,6 dolar AS, atau 1,29 persen, menjadi ditutup pada 1.115,40 dolar AS per ounce.