Kamis 12 Mar 2015 06:17 WIB

Makin Loyo, Pengamat: Sarankan Lima Upaya Stabilkan Rupiah

Rep: C87/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas menyortir mata uang rupiah di cash center BNI di Jakarta, Selasa (3/3).
Foto: Prayogi/Republika
Petugas menyortir mata uang rupiah di cash center BNI di Jakarta, Selasa (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar dinilai karena tidak ada sentimen positif dari dalam negeri. Rupiah telah menyentuh di level Rp 13.164 per dolar AS pada Rabu (11/3).

Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan, tekanan rupiah lebih disebabkan faktor eksternal terkait rencana kenaikan fed fund rate oleh The Fed. Sehingga membuat indeks dolar menguat terhadap semua mata uang global. Tekanan rupiah semakin kuat lantaran euro, yen, yuan dan rubel melemah tajam terhadap dolar.

"Celakanya, dari dalam negeri tidak ada sentimen positif sehingga pasar merespon negatif faktor global tadi. Itulah yang membuat rupiah tertekan," jelas Ryan melalui pesan singkat kepada Republika, Rabu (11/3).

Menurut Ryan, ada beberapa upaya yang perlu dilakukan pemerintah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pertama, perlunya mengurangi utang luar negeri (ULN), khususnya ULN swasta. Kedua, pemerintah diminta mewajibkan debitur ULN menggunakan hedging atau lindung nilai.

Ketiga, pemerintah diminta mewajibkan transaksi dalam negeri menggunakan rupiah sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011. Keempat, pemerintah diminta memberikan insentif pajak bagi korporasi yang melakukan reinvestasi di dalam negeri.

"Segera keluarkan kebijakan fiskal yang business friendly agar ada perbaikan fundamental ekonomi," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement