REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Presiden Joko Widodo menekankan jajaran kabinetnya agar memanfaatkan gas semaksimal mungkin untuk kepentingan rakyat Indonesia. Menurut Jokowi konversi dari bahan bakar minyak kepada gas di dunia industri akan sangat menguntungkan bagi pertumbuhan industri sekaligus bermanfaat besar bagi kehidupan masyarakat.
“Saya ingin titip, Menteri BUMN dan Menko, agar terminal (Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Pertamina Arun) ini betul-betul bermanfaat bagi rakyat terutama warga Aceh sendiri,” ujar Jokowi dalam acara Peresmian Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Pertamina Arun, di Lhokseumawe, Senin (9/3).
Jokowi mengatakan salah satu fungsi vital terminal ini adalah untuk mengantarkan gas yang dibutuhkan sebagai bahan bakar Perusahaan Listrik Negara di Belawan, Medan, Sumatra Utara. Dari peralihan tersebut, lanjut Jokowi, PLN bisa menghasilkan penghematan besar. “Kita bisa hemat sekitar Rp 70-an miliar perhari,” ujar Jokowi.
Jokowi menjelaskan, Fungsi PT Pertamina Arun dialihfungsikan sebagai terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG sejak oktober tahun lalu. Sebab sejak saat itu, aset yang sebelumnya dimiliki oleh perusahaan negara tersebut telah habis. “Oktober tahun lalu gasnya habis, lalu dialihkan menjadi tempat utuk regasifikasi untuk industri Aceh maupun Sumut,” ujarnya.
Dalam peresmian tersebut, Jokowi hadir didampingi Ibu Negara, Iriana Jokowi. Hadir pula Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Dirut Pertamina, Dwi Sotjipto, Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Zaini Abdullah beserta pejabat negara lain.
Acara yang sjatinya dimulai pada pulul 09.00 WIB terpaksa harus diundur hingga pukul 11.00 WIB karena keterlambatan presiden ke lokasi peresmian. Usai meresmikan, Presiden beserta rombongan langsung meninjau lokasi terminal sebelum akhirnya bertolak untuk meresmikan acara lain.