REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor komoditas biji pala ke 10 negara pada 2014 karena permintaan yang cukup tinggi.
"Sebanyak 10 negara tersebut, yakni Belanda, Italia, Amerika Serikat, Jepang, Vietnam, Spanyol, Jerman, Argentina, Singapura dan Afrika Selatan," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, T Hasudungan Siregar, Selasa (3/3).
Biji pala yang diekspor ke 10 negara tersebut sebanyak 1,26 juta ton dengan sumbangan devisa bagi negara sebesar 17,86 juta dolar AS.
Dari 10 negara tersebut, tujuan ekspor biji pala paling besar adalah ke Belanda sebanyak 431 ton dengan sumbangan devisa sebesar 5,58 juta dolar AS. Selanjutnya, Italia sebanyak 360 ton dengan nilai 4,66 juta dolar AS.
Amerika Serikat sebanyak 174 ton dengan nilai ekspor sebesar 1,72 juta dolar AS. Kemudian ke Jepang sebanyak 91 ton dengan nilai sebesar 1,71 juta dolar AS.
Sedangkan ke Vietnam mengekspor 176 ton dengan sumbangan devisa sebesar 1,61 juta dolar AS. Spanyol 64 ton dengan nilai 770.262 dolar AS. Jerman sebanyak 43 ton dengan nilai 540.750 dolar AS.
Kemudian, biji pala yang diekspor ke Argentina sebanyak 40 ton dengan nilai 495.500 dolar AS, Singapura 40 ton dengan nilai 493.500 dolar AS dan ke Afrika Selatan 29 ton dengan sumbangan devisa sebesar 347.342 dolar AS.
Komoditas biji pala asal Sulut memang paling banyak diminati negara-negara di Uni Eropa. Namun, Asia, Amerika dan Afrika juga menggemarinya. Biji pala sangat banyak manfaatnya, antara lain untuk rempah-rempah karena rasanya yang sangat khas.
Hasudungan mengatakan hal tersebut harus bisa dimanfaatkan para petani untuk meningkatkan produksinya dan menghasilkan tanaman pala yang berkualitas baik agar makin disukai di seluruh dunia.
"Permintaan ekspor pala dan ke berbagai negara di dunia ini menunjukkan mutu komoditas pala daerah ini cukup baik," ujarnya.