Selasa 03 Mar 2015 03:34 WIB

Prospek CIMB di Negara Berkembang Tak Sebaik Tahun Lalu

Rep: C09/ Red: Erik Purnama Putra
Salah satu gedung CIMB Group Holdings.
Foto: Reuters
Salah satu gedung CIMB Group Holdings.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CIMB Group Holdings menyatakan Prospek pertumbuhan negara-negara berkembang tahun ini tidak sebaik tahun sebelumnya. Pada tahun ini CIMB memutuskan untuk menata diri dengan melaksanakan program T18.

 

“Pada tahun 2015, posisi modal jauh lebih kuat jadi kami akan mampu mengatasi rintangan yang menghambat industri perbankan,” jelas Group Chief Executive, CIMB Group, Tengku Dato Zafrul Tengku Abdul Aziz dalam keterangan tertulis, Senin (2/3).

 

Terkait program T18, kata Tengku Zafrul, CIMB terpaksa mengambil keputusan untuk melakukan perampingan unit operasional serta mengadakan perubahan manajemen maupun organisasi. Tujuannya agar CIMB dapat bertahan di masa mendatang.

 

“Biaya akan menjadi perhatian utama manajemen, dan untuk itu kami telah mulai melakukan perampingan unit kerja dan menyesuaikan struktur biaya dengan kondisi pasar," ujar Tengku Zafrul.

 

Dia menjelaskan, prospek pertumbuhan CIMB Malaysia akan dipengaruhi lesunya perekonomian dan menurunnya belanja konsumen. CIMB Singapore diharapkan dapat menunjukkan kinerja positif dan melanjutkan ekspansi usaha seiring terus tumbuhnya perekonomian di negara itu.

 

Sedangkan kinerja CIMB Thai tampaknya perlahan-lahan akan membaik karena perekonomian di negara tersebut diharapkan kembali pulih. Indonesia masih dihadapkan pada tantangan pengetatan likuiditas dan melambatnya pertumbuhan aset sekalipun perbaikan di bidang ekonomi diperkirakan akan mulai terlihat pada 2H15.

 

“Unit usaha Treasury & Markets dan Investment Banking CIMB Group perlu menyiasati kondisi pasar modal yang kurang menggembirakan di tengah gejolak dan ketidakpastian pasar global," ujarTengku Zafrul.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement