REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian Soerjono mengatakan, GM Indonesia mengalami kerugian sekitar Rp 4 miliar per bulan. Kerugian ini menjadi latar belakang tutupnya pabrik yang memproduksi Chevrolet Spin tersebut.
"Dari memproduksi Spin sebenarnya mereka sudah berdarah-darah, tapi diterusin karena mereka ingin ada image," ujar Soerjono di kantor Kementerian Perindustrian, Senin (2/3).
Soerjono mengatakan, GM Indonesia mulai memproduksi Spin mulai 2013 lalu. Sejak saat itu, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut terus mengalami kerugian karena kalah saing dengan jenis mobil jenis serupa.
Menurut Soerjono, Spin kalah saing karena kualitasnya tinggi tapi harga harus ditekan. Total populasi Spin juga tidak banyak yakni hanya sekitar 50 ribu unit per tahun. Soerjono mengatakan, jumlah tersebut belum bisa mencapai titik BEP.
"Skalanya paling tidak 120 ribu unit per tahun baru bisa BEP, kalau kurang dari itu agak berat dan perusahaan harus ada strategi," kata Soerjono.
Komponen yang digunakan dalam produksi Chevrolet Spin juga masih impor. Soerjono mengatakan, awalnya GM Indonesia berniat untuk membeli komponen di dalam negeri agar harganya bisa ditekan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, hal tersebut tetap sulit dilakukan dan GM Indonesia terus mengalami kerugian.