REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pengusaha properti bak diterpa angin segar, atas kebijakan pemerintah menurunkan suku bunga acuan Bank Indonesia dari7,75 persen menjadi 7,5 persen.
Begitu pula, turunnya suku bunga kredit sejumlah perbankan, juga menjadi angin segar bagi pengembang. ''Peluang ini dimanfaatkan untuk menggenjot penjualan. Melalui turunnya suku bunga kredit diharapkan bisa merangsang kembali daya beli masyarakat untuk membeli perumahan,'' kata Antony Hendra Abadi, Ketua Real Estate Indonesia (REI), Solo, akhir pekan kemarin.
Saat ini, kata Antony, angka backlog perumahan di wilayah Solo mencapai 150 ribu unit. Sehingga dengan adanya kebijakan pemerintah menurunkan BI rate ini, pengembang berharap bisa merangsang masyarakat untuk membeli rumah subsidi.
Kebijakan pemerintah pusat menurunkan BI Rate, menurutnya, sudah sangat bagus. Namun demikian, masih diperlukan peran serta pemerintah daerah dalam kaitannya dengan pengadaan lahan untuk rumah subsidi.
Sebagus apapun kebijakan pemerintah pusat, lanjut Antony, jika tidak ditangkap oleh pemerintah daerah, tentu hal tersebut tak akan berdampak secara signifikan untuk rakyat. Segala komponen perizinan dan pengadaan lahan pasalnya membutuhkan peran serta dari pemerintah daerah.