Rabu 25 Feb 2015 16:24 WIB

PLN Bali Setop Sambungan Listrik Baru

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melakukan pemeriksaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Gas (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/9).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melakukan pemeriksaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Gas (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/9).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Sejak 23 Pebruari, PLN Distribusi Bali menghentikan permohonan pasang baru dan penambahan daya. General Manager PLN Bali Syamsul Huda mengatakan hal itu disebabkan karena cadangan daya yang dimiliki PLN sudah sangat kritis.

"Kita hanya punya sisa cadangan daya 69,1 megawatt," kata Syamsul, Rabu (25/2).

Syamsul mengatakan, PLN Bali memiliki daya mampu 850 MW, masing-masing 340 MW dari jaringan kabel bawah laut Jawa-Bali dan selebihnya dari beberapa pembangkit di Bali. Salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Gilimanuk. Dalam kondisi normal jelasnya, Bali hanya punya cadangan daya listrik 69,1 MW, bila beban puncak hanya 780,9 MW. Tapi bila terjadi kerusakan atau pemeliharaan sebut Syamsul, maka Bali akan kekurangan daya listrik.

"Seperti yang terjadi sekarang, terjadi pemadaman bergilir, kita kekurangan 51,9 MW karena PLTGU Gilimanuk dalam perbaikan," katanya.

Karena itulah pihaknya menghentikan sementara pelayanan permohonan sambung baru, hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Karena sebutnya, kalau permohonan sambung baru dilayani, maka pelanggan yang sudah ada akan kurang nyaman, karena bukan tidak mungkin akan terjadi pemadaman listrik bergilir secara permanen.

Menurut Syamsul, PLN sebenarnya telah membuat perencanaan meningkatkan daya mampu listrik di Bali hingga 2023. Dimana dengan pertumbuhan pelanggan yang diperkirakan mencapai 10 persen setahun, angka amannya kata Syamsul Bali punya daya mampu listrik hingga 2015 sebesar 1.310 MW, 2.110 MW pada 2018 dan sebesar 2.910 MW pada 2023. 

Syamsul mengatakan, sebenarnya untuk keperluan listrik 2015-2018, PLN telah selesai membangun PLTU di Desa Celukanbawang, Kabupaten Buleleng. Namun karena terkendala penyambungan jaringan, daya listrik yang sudah ada belum bisa dimanfaatkan. "Ada sekitar 15 KK warga setempat yang mereka tidak mau lahannya dilalui jaringan. Sekitar 300 meter saja," katanya.

Karena yang bersangkutan menolak lahannya dilalui Saluran Udara Tegangan Tiggi (SUTT) kata Syamsul, PLN berencana mengubah rute jaringan melalui tempat lain. Tapi untuk hal itu tambahnya, diperlukan waktu sampai 18 bulan, padahal saat ini antrean sambung baru yang ditolak PLN, sebanyak 26.800 pemohon, dengan permohonan daya 112 MW.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement