REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren Pasar Obligasi Indonesia selama 2015 tercatat positif, dilihat dari "return" tahun berjalan sebesar 6,14 persen dari level 175,89 pada awal Januari menjadi 187,14 pada 23 Februari. Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai 23 Februari tercatat "return" tahun berjalan sebesar 3,37 dari level 5.226,95 ke level 5.403,28.
"Nilai outstanding obligasi pemerintah konvensional selama 2010-2014 mengalami peningkatan setiap tahun, pada akhir 2014 total outstanding sebesar Rp 284,4 triliun atau meningkat sebesar 24,7 persen yoy dibandingkan tahun sebelumnya," kata Direktur Utama Penilai Harga Efek Indonesia Ignatius Girendroheru di Jakarta, Selasa (24/2).
Sementara itu, nilai outstanding untuk sukuk pemerintah pada akhir 2014 tercatat sebesar Rp 57,8 triliun, meningkat sebesar 60,8 persen yoy dibandingkan tahun sebelumnya.
"Sampai 30 Januari, realisasi penerbitan obligasi pemerintah mencapai Rp 41,37 triliun dengan estimasi penerbitan obligasi pemerintah dari Februari 2015 hingga Desember 2015 berdasarkan RAPBN-P 2015 sebesar Rp 266,63 triliun dari total Rp 308 triliun," kata dia.
Namun obligasi korporasi, nilai outstanding pada akhir 2014 tercatat sebesar Rp 47,8 triliun atau menurun sebesar 18,8 persen yoy dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi penerbitan obligasi korporasi termasuk konvensional dan sukuk per Januari 2015 sebesar Rp 4,8 triliun dengan estimasi mencapai Rp 60 triliun pada akhir 2015. Ia mengatakan pada pasar sekunder tercatat transaksi pemerintah mencapai angka 16 triliun per hari dan pada pasar saham korporasi mencapai 700 miliar per hari.
"Penurunan suku bunga Bank Indonesia, penurunan harga minyak dunia, rencana The Fed menaikan tingkat suku bunga, upaya perbaikan ekonomi di zona Eropa ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, dinamika politik di dalam negeri dan upaya merealisasi program pembangunan oleh pemerintah baru menjadi faktor yang akan mempengaruhi arah eknomi Indonesia sepanjang 2015," kata dia.