REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi akan menuai sejumlah tantangan besar terkait langkahnya yang ingin mendorong penerbitan obligasi bagi perusahaan pemula dan perusahaan yang belum berpenghasilan.
Sebab, meskipun dalam ketentuan disyaratkan ada penjamin dari perusahaan lain, investor akan sepi karena model penerbitan obligasi selama ini didasari rekam jejak perusahaan.
"Biasanya di bursa itu investasi sangat terkait dengan track record perusahaan," kata Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto kepada Republika Online pada Senin (23/2).
Sebuah perusahaan, kata dia, bisa masuk listing di bursa minimal tiga tahun berturut-turut meraih laba yang meningkat. Selain itu, sejumlah indikator laba lainnya pun harus bagus.
Dikatakannya, rencana tersebut bagus dalam rangka mengkapitalisasi pasar agar BEI makin tumbuh dan berkembang. Selain itu, dorongan tersebut akan berdampak pada tumbuhnya pembiayaan ekonomi dari berbagai macam sektor bukan hanya perbankan.
Maka, keberhasilan perusahaan pemula belum punya rekam jejak yang jelas, namun ingin menerbitkan obligasi yang dilirik investor, maka ia harus memiliki perusahaan penjamin yang punya kredibilitas tinggi.