REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Urusan Logistik (Bulog) mengaku siap melakukan operasi pasar dengan mencadangkan 2 ribu ton beras hingga akhir Februari 2015. Sebab, ketika itu harga beras diperkirakan kembali stabil diiringi panen raya pada Maret.
"Dalam rangkaian operasi pasar, kita mengantisipasi penimbunan dengan membatasi pembelian beras warga hingga empat kantung atau 20 kg saja," kata Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Dirut Bulog) Lenny Sugihat pada Ahad (22/2). Ia pun menjamin kualitas bagus terhadap beras yang dijual, dengan menyediakam dua jenis beras yakni premium dan medium.
Diuraikannya, operasi pasar dilakukan dalam upaya pengendalian dan stabilisasi harga beras. Ada tiga cara yang dilakukan yakni operasi pasar berdasarkan permintaan Pemerintah Daerah di mana penyaluran dilakukan melalui kios-kios Pasar Induk Cipinang, cara kedua yakni bekerja sama dengan Pasar Jaya dan ketiga dilakukan satuan tugas Bulog sendiri. Dalam rangka audit bersama pemerintah, setiap harinya Bulog akan memantau distribusi beras agar dijual sebagaimana ketetapan pemerintah.
Menurut Lenny, harga beras Bulog seharusnya tidak naik. Harga eceran pun telah ditentukan oleh Kemendag yakni harga gudang di Jawa Rp 6.800 per kg ditambah Rp 600 per kg untuk keuntungan. Maka, harga jual ke konsumen seharusnya Rp 7.400 per kg. Namun yang ditemui di pasaran, harga beras melebihi yang ditetapkan.