REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore bergerak menguat sebesar 29 poin menjadi Rp12.803 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.832 per dolar AS.
"Laju mata uang rupiah bergerak dalam kisaran sempit meski dengan kecenderungan menguat, beberapa pelaku pasar uang melakukan aksi ambil untung setelah dolar AS mengalami penguatan dalam beberapa hari terakhir di pasar uang dalam negeri," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Jumat (20/2).
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa Bank Indonesia sedikit melakukan intervensi pada pasar uang domestik agar tekanan mata uang rupiah tidak lebih dalam, apalagi volume perdagangan cenderung minim sehingga memudahkan BI melakukan intervensi.
"Pada awal perdagangan sesi pagi tadi rupiah sempat melemah, namun menjelang sore rupiah berada di area positif, aksi spekulan yang mengambil untung serta intervensi BI mendorong rupiah menguat," katanya.
Menurut dia, dalam jangka panjang rupiah masih memiliki potensi penguatan di tengah kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat menyusul investasi infrastruktur oleh pemerintah ditingkatkan. Dalam postur APBN-P 2015 anggaran infrastruktur yang dialokasikan di Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp209,9 triliun.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa sektor manufaktur dan jasa di negara-negara kawasan Euro yang mengalami pertumbuhan mengindikasikan ekonomi sedang membangun momentum walaupun masih ada kekhawatiran tentang kemungkinan Yunani keluar dari kawasan Euro.
"Ekonomi 19 negara di kawasan Euro tumbuh sekitar 0,3 persen dalam periode kuartal IV 2014, dan pasar estimasikan bahwa kawasan tersebut akan tumbuh pada laju yang sama pada kuartal I sekarang," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (20/2) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.849 dibandingkan hari sebelumnya, Rabu (18/2) di posisi Rp12.804 per dolar AS.