REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Pelemahan ini disebutnya hanya bersifat sementara akibat tren penguatan mata uang dolar Amerika Serikat di pasar global.
"Pelemahan ini hanya sementara. Tidak ada masalah," kata Sofyan di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (20/2).
Sofyan tidak terlalu cemas karena faktanya semua mata uang regional bahkan mata uang dunia melemah terhadap dolar AS. Dolar terus menunjukkan keperkasaannya seiring semakin membaiknya ekonomi negeri Paman Sam tersebut.
"Jadi di regional dan dunia kendalanya masih sama. Yang penting, ini bukan karena faktor kondisi dalam negeri," ujarnya.
Selain itu, Sofyan mengaku tidak terlalu resah karena pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat fundamental ekonomi. Salah satunya dengan memperbaiki iklim investasi dengan menciptakan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Sistem tersebut diyakini dapat menjadi pemicu investor untuk menanamkan modalnya sehingga nilai tukar rupiah bisa menguat.
Seperti diketahui, kurs tengah tukar rupiah pada Jumat (20/2) ini melemah ke posisi Rp 12.849 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp 12,804 per dolar AS pada Rabu (18/2).