Selasa 17 Feb 2015 15:50 WIB

Menkeu Sebut Ada Fenomena Menarik di APBNP 2015

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Satya Festiani
Pengesahan RAPBN p 2015. Anggota DPR RI mengikuti Sidang Paripurna pengesahan RAPBN p 2015 di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (13/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Pengesahan RAPBN p 2015. Anggota DPR RI mengikuti Sidang Paripurna pengesahan RAPBN p 2015 di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan ada fenomena menarik dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBNP) 2015. Fenomena itu mengenai kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG.

Dalam APBNP 2015, pemerintah memangkas subsidi BBM dan LPG menjadi 44,4 triliun.  Jumlah ini turun sebesar Rp 230,3 triliun dari APBN 2015 yang ditetapkan saat era Susilo Bambang Yudhoyono.

Yang menjadi kebanggan bagi Bambang karena subsidi BBM dan LPG lebih kecil dari subsidi non-energi yang salah satunya untuk subsidi pangan. Subsidi non-energi ditetapkan sebesar Rp 74,3 triliun.

"Dari dulu tidak pernah ada cerita subsidi pangan (non-energi) lebih besar dari subsidi BBM," kata Bambang dalam paparannya di kantor Kementerian Keuangan, Selasa (17/2).

Bambang mengatakan penurunan subsidi BBM ini karena pemerintah sudah tidak lagi memberikan subsidi untuk BBM jenis premium. Yang disubsidi hanyalah solar dengan subsidi tetap Rp 1000/liter dan minyak tanah.

Berbeda dengan subsidi BBM, subsidi listrik justru mengalami kenaikan sebesar Rp 4,5 triliun menjadi 73,1 triliun. Namun, kenaikan itu karena pemerintah membayar kekurangan pembayaran tahun sebelumnya (carry over) sebesar Rp 7 triliun kepada PT. PLN. Sedangkan subsidi listrik sendiri turun Rp 2,5 triliun menjadi Rp 66,1 triliun.

"Ini fenomena baru dimana subsidi BBM tidak lagi mendominasi anggaran subsidi," kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement