Selasa 10 Feb 2015 21:59 WIB

Anggaran Tambahan Rp 20 T, JK Optimis Kurangi Kemiskinan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Salah satu potret kemiskinan di ibukota (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Salah satu potret kemiskinan di ibukota (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) telah mengajukan tambahan anggaran mencapai Rp 20 triliun. Sehingga total anggaran yang diajukan Kemensos kini mencapai Rp 28,9 triliun.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menilai dengan anggaran tambahan ini dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. "Kemiskinan bisa langsung dan tidak langsung. Ada langsung, seperti pembinaan masyarakat miskin lewat bantuan tunai, ada pemulihan ekonomi, kasih KUR, memberikan kredit ukm, memperbaiki jalan desa, produktifitas pertanian," kata JK di gedung Grand Kebon Sirih, Selasa (10/2).

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menambahkan, anggaran tambahan ini akan fokus pada masalah pendidikan dan kesehatan. "Jadi memang kedepannya ini masalah pendidikan dan kesehatan sesuai salah satu program prioritas pak Jokowi, yaitu untuk revolusi mental," katanya.

Lanjutnya, pemerintah secara bertahap akan memperbaiki masalah kesehatan dan pendidikan dengan berkoordinasi dengan kementerian terkait. Puan pun berharap Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui usulan tambahan anggaran sebesar Rp 20 triliun oleh Kementerian Sosial. Menurutnya, dana tambahan ini pun masih dalam pembahasan di DPR.

"Masih dibahas dengan DPR. Tentu saya semua menteri dan kelembagaan terkait sudah bahas hal tersebut, InsyaAllah sebelum tanggal 19 sudah diketok dan semuanya program itu bisa berjalan secara bersinergi," jelas Puan.

Sebelumnya, Kementerian Sosial (Kemensos) telah mengajukan tambahan anggaran dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2015 sebesar Rp 20 triliun.

Di depan DPR, menteri sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penambahan anggaran ini akan digunakan untuk mengurangi masalah sosial di masyarakat. Terutama pada masalah kesenjangan hidup dan kemiskinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement