Selasa 10 Feb 2015 12:13 WIB
Banjir Jakarta

Banjir Jakarta, 75 Ribu Kios Terpaksa Tutup

Banjir di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (22/1)
Foto: Republika/Wisnu Aji Prasetiyo
Banjir di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (22/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Banjir yang melanda kota Jakarta dua hari ini melumpuhkan aktivitas ekonomi dan perdagangan. Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan banjir menyebabkan jalur disribusi stagnan,transportasi lumpuh,transaksi perbankan turun drastis dan aktivitas perkantoran banyak yang tutup.

"Pusat pusat bisnis di lima wilayah kota Jakarta hari dari pengamatan yang kita lakukan puluhan ribu kios dan toko tutup tidak beroperasi," ujar Sarman, kepada ROL, Selasa (10/2).

Dia menyebutkan kios di wilayah Jakarta Timur disepanjang Jatinegara Plaza, di wilayah Jakarta Barat Ciputra MalI, Citra Mall, Central Park, Glodok City, Pasar HWI, Glodok Jaya, Glodok Mangga Besar, Puri IndahMall, Roxi Square, Mall Taman Anggrek dan WTC Mangga Dua tutup. Di Jakarta Pusat ada ITC Harco Mas, Mangga Dua Mall, Plaza Harco Electronic. Menurut Sarman, pusat bisnis yang paling banyak terganggu adalah di daerah Jakarta Utara.

"Disana ada Mangga Dua Square, Electronic City, ITC Mangga Dua, Kelapa Gading Mall, Mall Artha Gading, Mall Kelapa Gading 1/2, Mall Kelapa Gading Square, Mall Sport Kelapa Gading, ITC Mangga Dua, Mall Kelapa Gading," ujar dia.

Sedangkan pusat bisnis wilayah Jakarta Selatan lebih cenderung tidak separah di wilayah lain. Menurut Sarman, walaupun Mall buka namun kios banyak yang tutup dan pengunjung sepi akibat transportasi yang tidak bisa tembus ke lokasi dan banyak karyawan yang tidak masuk kerja.

Dia memperkirakan ada 75.000 kios dan toko yang tersebar di pusat pusat perbelanjaan di wilayah kota Jakarta yang tutup. Jika omzet per hari rata-rata 20 juta per hari hari maka kerugian yang dialami mencapai 1,5 triliun per hari. Kerugian ini hanya pada sektor perdagangan di pusat pusat bisnis. Belum termasuk kerugian akibat dari jalur distribusi yang stagnan, omzet hotel dan restoran yang juga dipastikan menurun, transaksi keuangan yang terganggu dan perkantoran yang banyak tidak beraktivitas akibat banyaknya karyawan yang tidak masuk kerja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement