Senin 09 Feb 2015 15:49 WIB
Mobil Nasional

Kerja Sama Proton tidak Berkaitan dengan Program Mobil Nasional

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Proton Iriz
Foto: www.azelery.com
Proton Iriz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton untuk berinvestasi. Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa penandatanganan tersebut murni Business to Business (B to B) antara pihak swasta kedua negara.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, penandatanganan tersebut yakni untuk melakukan visibility study selama enam bulan ke depan. Selain itu, penandatanganan tersebut dilakukan murni dari sektor swasta ke swasta dan tidak melibatkan pemerintah, serta tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Saleh membantah bahwa penandatanganan tersebut tidak ada kaitannya dengan program mobil nasional.

"Penandatanganan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya untuk program mobil nasional, dan spanduk itu urusannya  EO yang disana, kita gak tahu," ujar Saleh di Jakarta, Senin (9/2).

Saleh menegaskan bahwa, penandatanganan tersebut merupakan hal yang wajar ketika seorang investor akan berinvestasi di suatu negara. Biasanya pelaku usaha yang akan melakukan join investasi memang harus membuat kajian visibility study, untuk melihat kelayakannya. Saleh mengatakan, apabila dinilai layak maka kerjasama investasi bisa dilanjutkan. Akan tetapi, ketika tidak layak bisa saja investasinya tidak dilanjutkan.  

Saleh menjelaskan, apabila visibility study tersebut ternyata layak, maka kegiatan yang dilakukan seterusnya yakni mengajukan perizinan investasi ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Setelah itu investor menyiapkan berbagai fasilitas pendukung industri, dan meminta nomor identifikasi kendaraan bermotor ke Kementerian Perindustrian.

"Tahapannya masih panjang, mereka juga belum melapor dan datang ke Kementerian Perindustrian," ujar Saleh.

Saleh menegaskan bahwa tidak ada perlakuan istimewa terkait penandatanganan MoU antara Proton dengan PT. Adi Perkasa Citra Lestari. Semua investor yang akan bekerjasama dengan industri nasional mendapatkan perlakuan sama, seperti Cina dan Jerman yang memiliki kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan di Tanah Air. Saleh mengatakan, kehadiran Presiden Joko Widodo dalam penandatanganan tersebut merupakan sebuah kebetulan, karena presiden sedang melakukan kunjungan ke negara-negara Asia Tenggara.

"Kita ingin investasi masuk ke Indonesia seperti yang sudah diutarakan oleh presiden di APEC, dan ketika ada investor yang mau masuk harus kita apresiasi," kata Saleh.

Saleh mengatakan, industri otomotif Tanah Air saat ini 86 persen sudah menggunakan komponen buatan lokal. Namun, ada beberapa komponen yang masih impor yakni baja luar dan kaca. Kementerian Perindustrian mendorong agar investasi di sektor komponen bisa ditingkatkan sehingga dapat memberikan nilai tambah, meningkatkan ekspor, dan membuka lapangan kerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement