Senin 09 Feb 2015 10:12 WIB

Remitansi TKI NTB Tinggi, Angka Kemiskinan Belum Turun

Rep: c 75/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang melebihi izin tinggal (overstayed) di Arab Saudi saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (10/11) malam.  (Antara//Lucky.R)
Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang melebihi izin tinggal (overstayed) di Arab Saudi saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (10/11) malam. (Antara//Lucky.R)

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM-- Remitansi atau jumlah kiriman uang TKI asal Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2014 mencapai Rp 1,4 triliun. Namun, kondisi tersebut tidak lantas menurunkan angka kemiskinan di NTB yang masih berada di kisaran 17,24 persen.

Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin, mengatakan pihaknya akan mendalami serta mempelajari terlebih dahulu. Terkait dengan tingkat remitansi yang tidak berperan menurunkan angka kemiskinan.

"Saya kira ada faktor yang harus didalami secara bersama dan tentu berbagai indikator dan parameter harus di pelajari sendiri," ujarnya, Senin (9/2).

Ia menuturkan, seharusnya tingkat remitansi yang tinggi mampu berdampak pada tingkat kesejahteraan dan mampu menurunkan angka kemiskinan.

Oleh karena itu, menurutnya, pihaknya mendorong angka kemiskinan bisa turun tiap tahun sebesar 2 persen. Sesuai dengan program yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Amin mengklaim pihaknya sudah bisa menurunkan angka kemiskinan sejak tahun 2008 dan diharapkan pada tahun 2018, angka kemiskinan bisa tersisa sekitar 7 persen.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) melansir remitansi atau jumlah kiriman uang ke NTB dari TKI NTB yang berada di luar negeri tahun 2014 mencapai Rp 1,4 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement