Ahad 08 Feb 2015 09:33 WIB

Indonesia Tingkatkan Diplomasi Ekonomi Dengan Rusia

Indonesia Rusia
Indonesia Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia meningkatkan diplomasi ekonomi dengan Rusia dengan mengundang investornya berinvestasi. Termasuk di bidang infrastruktur kemaritiman dan konektivitas di Indonesia.

Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Dubes Dian Triansyah Djani dan Delegasi Rusia dipimpin Deputi Menteri Luar Negeri, Duta Besar Igor Morgulov.

Dubes Djani menekankan pentingnya pengembangan diplomasi ekonomi dengan Rusia. Nilai perdagangan Indonesia-Rusia masih kecil, tahun 2013 mencapai 3,52 miliar dolar AS dan pada periode Januari-Oktober 2014 sebesar 2,25 miliar dolar AS.

Indonesia meminta peningkatan akses pasar bagi produk Indonesia ke Rusia seperti kelapa sawit, produk perikanan, teh, kopi, garmen dan produk manufaktur. Di bidang investasi, Indonesia mengundang Rusia untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk di bidang infrastruktur kemaritiman dan koneksivitas.

Menurut Dubes Djani, potensi lain dalam kerja sama dengan Rusia adalah peningkatan wisatawan Rusia ke Indonesia dan pertukaran mahasiswa termasuk beasiswa dari pemerintah Rusia bagi warga Indonesia.

Sementara itu, Dubes Morgulov mengatakan kebijakan luar negeri Rusia yang mengarah ke kawasan Asia Pasifik mendekatkan negara tersebut ke Indonesia dan menjadikannya sebagai mitra penting di kawasan.

Ditambahkan bahwa terdapat banyak prospek bagus dalam kerja sama dengan Indonesia antara lain di bidang ekonomi, perdagangan, investasi dan kemaritiman. "Rusia selalu terbuka untuk kerja sama dengan Indonesia, termasuk alih teknologi dan produksi bersama", ujar Dubes Morgulov.

Konsultasi bilateral sebagai salah satu tindak lanjut pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT APEC di Beijing pada 10 November 2014. Dalam konsultasi kedua pihak juga melakukan tukar pandangan mengenai isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama, antara lain ASEAN, APEC, G-20, Timur Tengah dan Eropa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement