Senin 02 Feb 2015 21:07 WIB

Garuda Indonesia Prediksi Efisiensi Hedging 17,1 Juta Dolar AS

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
Garuda Indonesian Airways
Foto: abc news
Garuda Indonesian Airways

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, memprediksi bisa melakukan efisiensi biaya operasional dari transaksi lindung nilai (hedging). Nilai efisiensi dari masa tenor selama 3,5 tahun diperkirakan mencapai 17,1 juta dolar AS.

Garuda Indonesia telah melakukan penandatanganan komitmen kerja sama lindung nilai melalui transaksi Cross Currency Swap senilai total Rp 1 triliun dengan BNI, Bank CIMB Niaga dan Standard Chartered Bank, di gedung IIKGA, Jl Kebon Sirih, Jakarta, Senin (2/2).

Direktur Keuangan, Risiko, dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia, IG N Askhara Danadiputra, mengatakan melalui transaksi Cross Currency Swap, perseroan dapat mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional jika dibayar dalam mata uang rupiah karena pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Askhara mengatakan perseroan setidaknya bisa melakukan efisiensi dari transaksi Cross Currency Swap selama masa tenor 3,5 tahun yang diperkirakan mencapai 17,1 juta dolar AS.

"Hal ini mengingat biaya operasional penerbangan seperti pembelian avtur, maintenance pesawat, dan sewa pesawat dibayarkan dalam mata uang dolar AS. Dengan dipatoknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pembayaran rupiah untuk biaya operasional dalam dolar AS menjadi stabil dan kegiatan operasional perusahaan dapat lebih konsisten," jelas Askhara dalam acara tersebut.

Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, mengatakan transaksi lindung nilai tersebut merupakan kedua kalinya kerja sama BNI dengan Garuda Indonesia. BNI, kata Gatot, mendorong ketentuang yang diterbitkan pemerintah melalu Peraturan Menteri BUMN No PER-09/MBU/2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai BUMN.

Salah satu poin dalam aturan tersebut yakni pelaksanaan transaksi lindung nilai dilakukan dengan atau melalui lembaga keuangan BUMN. Gatot menegaskan, transaksi hedging dilakukan untuk menciptakan kepastian dari ketidakpastian.

"Ini salah satu upaya kita memfasilitasi kebutuhan nasabah, gampangnya itu kan income-nya Garuda rupiah, kewajibannya dolar. Dengan dolar berfluktuasi kayak gini, itu susah bagi Garuda untuk menghitung, dengan fasilitas hedging kita membantu Garuda untuk lebih mudah menghitung, karena kalau sudah kita janjikan Rp 12 ribu apapun yang terjadi ke depan itu tetap Rp 12 ribu," jelas Gatot.

Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk, Arwin Rasyid mengatakn penunjukan CIMB Niaga sebagai mitra Garuda Indonesia dalam kerja sama tersebut merupakan penghargaan dan kepercayaan kepada CIMB Niaga.

"Sinergi ini sekaligus bentuk dukungan CIMB Niaga dalam mendukung program pemerintah terkait dengan kebijakan manajemen risiko valuta asing terhadap korporasi dan perusahaan BUMN," ujarnya.

Sementara itu, CEO Standard Chartered Bank Indonesia, Shee Tse Koon, mengatakan dukungan atas solusi lindung nilai terutama bagi sektor perhubungan di Indonesia, merupakan komitmen Standard Chartered Bank untuk mendukung perdagangan, investasi serta kekayaan di Asia, Afrika dan Timur Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement