Jumat 30 Jan 2015 23:08 WIB

BI Apresiasi E-Parking di DKI Jakarta

Contoh e money  yang digunakan untuk transaksi pembayaran pada mesin parkir meter atau Tempat Parkir Elektronik (TPE) di Jalan Agus Salim, Sabang, Jakarta Pusat, Kamis (29/1). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Contoh e money yang digunakan untuk transaksi pembayaran pada mesin parkir meter atau Tempat Parkir Elektronik (TPE) di Jalan Agus Salim, Sabang, Jakarta Pusat, Kamis (29/1). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mengapresiasi pelaksanaan program parkir secara elektronik (e-parking) yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Bagi BI, e-parking selaras dengan program BI yakni Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan sejak 14 Agustus 2014 lalu.

Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Eny V Panggabean menyatakan,BI akan semakin gencar mendorong perluasan penggunaan transaksi non tunai ke berbagai transaksi masyarakat.

E-parking adalah cara pembayaran parkir secara elektronik dengan cara menempelkan uang elektronik ke Terminal Parkir Elektronik (TPE) yang ditempatkan di sekitar area parkir. Bekerja sama dengan enam bank melalui kartu TapCash BNI, Mandiri E-Money, Brizzi BRI, Mega Cash Bank Mega, Flazz BCA dan JakCard Bank DKI, Pemprov DKI telah menempatkan lebih dari 100 TPE di wilayah DKI Jakarta antara lain di Jalan Sabang, Kawasan Kelapa Gading dan Jalan Falatehan.

“Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) tetap menjadi prioritas Bank Indonesia di tahun 2015," ujarnya dalam siaran persnya, Jumat (30/1).

Bank Indonesia, katanya, berharap apa yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dapat diimplementasikan di daerah lain. Alasannya, penggunaan uang elektronik akan membuat aktivitas ekonomi lebih efisien dan aman. Peran pemerintah daerah dirasa penting untuk mensukseskan penggunaan uang elektronik melalui program kerjanya.

Berdasarkan mapping, pengguna uang elektronik makin meluas ke lapisan masyarakat menengah ke bawah dengan pertumbuhan transaksi meningkat sebesar 29% (2014) dibanding tahun lalu. Demikian pula halnya dari sisi volume maupun nominal transaksi juga mengalami peningkatan. Tahun 2015, Bank Indonesia akan berupaya mendorong penggunaan transaksi uang elektronik meningkat menjadi 2,4% dibandingkan Gross Domestic Product dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,8%.

"Hal tersebut dapat terjadi dengan kerja sama yang intensif dengan pemerintah daerah dan lembaga keuangan lainnya,” ujarnya.

sumber : bi.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement