Senin 26 Jan 2015 14:40 WIB

Penerbitan Sukuk Global Diprediksi Melambat, Tapi...

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penjualan sukuk (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penjualan sukuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI--Pasar sukuk global diprediksi akan melambat pada 2015 setelah mencapai puncak di 2011.

Data terakhir menunjukkan penerbitan sukuk mencapai 116,4 miliar dolar AS pada 2014 dibanding 111,3 miliar dolar AS pada 2013. Berdasarkan analisis lembaga pemeringkat utang, Standard dan Poor's (S&P), penerbitan sukuk pada 2015 hanya akan berkisar 100 miliar dolar AS.

Penerbitan sukuk di negara-negara inti seperti negara-negar Teluk (GCC) dan Malaysia masih positif seiring implementasi kebijakan baru seperti rasio tutupan likuiditas Basel III. ''Hanya saja mereka harus mendiversifikasi basis investor terlebih permintaan sukuk pun masih bagus,'' kata Kepala Keuangan Islam Global S&P, Mohamed Damak, seperti dikutip Gulfnews, Ahad (25/1).

Namun terjadi penurunan akibat rencana Fenderal Reserve AS yang akan menaikkan suku bunga di kuartal pertama 2015 ini. Dampak dari kebijakan The Fed adalah likuiditas yang berkurang di pasar global termasuk new emerging market.

Selain itu, Dampak ekonomi anjloknya harga minyak dunia adalah menurunkan permintaan pendanaan melalui sukuk terutama GCC. Melambatnya ekonomi akibat rendahnya harga minyak akan mengurangi kebutuhan pembiayaan di GCC.

S&P sendiri memprediksi rata-rata pertumbuhan ekonomi GCC sekitar 3,7 persen pada 2015 dibanding 2014 yang rata-rata 4,2 persen. Ini akan berimbas pada penguatan ekonomi negara utama penerbit sukuk lainnya, Malaysia yang diprediksi tumbuh rata-rata 5,5 persen.

Meski melambat, S&P memprediksi sukuk tahun ini akan diterbitkan negara-negara baru. 2014 saja sudah ada Inggris, Luksemburg, Afrika Selatan, Hong Kong dan Senegal yang menerbitkan sukuk pertama mereka.

''Menciptakan patokan dan memvariasikan basis investor jadi salah satu alasan penting penerbitan sukuk selama 2014,'' kata Damak.

Di sisi lain, implementasi syarat baru dalam regulasi, terutama Basel III, dan kurangnya aset likuid di industri keuangan Islam akan membuat penerbitan sukuk oleh negara atau pun bank sentral tetap berjalan untuk manajemen likuiditas.

Bank sentral Malaysia, Bank Negara Malaysia (BNM), dijadikan contoh oleh beberapa negara untuk menerbitkan sukuk. Total sukuk yang diterbitkan BNM mencapai 50,2 miliar dolar AS pada 2014 atau 43,1 persen dari total terbitan sukuk global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement