Ahad 25 Jan 2015 10:13 WIB

Indonesia Akan Tinjau Ulang Kerjasama Ekonomi dengan Jepang

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Indira Rezkisari
Rahmat Gobel
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Rahmat Gobel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia telah sepakat untuk meninjau ulang Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). Kesepakatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan perekonomian dan mendorong investasi di Tanah Air.

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan, beberapa poin penting yang akan ditinjau ulang meliputi berbagai sektor diantaranya pertanian, perikanan, dan manufaktur. Pemerintah Indonesia ingin ada peningkatan investasi manufaktur Jepang, terutama automotif dengan prinsip saling memberikan keuntungan.

"Tinjauan ini akan dilakukan segera mungkin agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 7 persen, meningkatkan investasi dan ekspor, serta mengurangi defisit perdagangan," ujar Rachmat dalam keterangan tertulisnya, Ahad (25/1).

Rachmat menambahkan, para pemimpin perusahaan di Jepang memiliki komitmen dan optimisme tinggi terhadap kemudahan investasi yang diberikan oleh pemerintah Indonesia. Bahkan, Liga Parlemen Indonesia-Jepang mendukung adanya peninjauan ulang tersebut agar kedua negara dapat meningkatkan hubungan ekonomi khususnya perdagangan dan investasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam waktu dekat Liga Parlemen berencana akan  berkunjung ke Indonesia dengan membawa para pengusaha yang berminat investasi di Tanah Air. 

"Beberapa perusahaan seperti Epson, Toyota, Honda, Marubeni, Mitsui, Itochu, serta Toray telah menyatakan akan terus mengembangkan investasinya di Indonesia," kata Rachmat.

Tak hanya itu, Rachmat juga menerima sejumlah usulan untuk membentuk forum dialog yang anggotanya terdiri dari ekonom, pengusaha, dan pemerintah. Forum dialog ini nantinya akan berlangsung secara reguler untuk membicarakan isu-isu strategis dan aktual, terkait peningkatan hubungan ekonomi kedua negara di bidang perdagangan, industri, dan investasi.  

"Jepang telah menjadi mitra dagang kedua setelah Cina dan mitra investasi kedua setelah Singapura," ujar Rachmat.

Hubungan diplomatik, perdagangan, serta investasi antara Indonesia dan Jepang telah terjalin selama 56 tahun. Nilai total perdagangan Indonesia Jepang selama periode 2009 sampai 2013 mengalamai tren penurunan sebesar 12,66 persen. Sementara itu, selama periode Januari-Oktober 2014, nilai total perdagangan mencapai 33,9 juta dolar AS, atau menurun 12,58 persen dibanding periode yang sama pada 2013.

Nilai ekspor nonmigas utama Indonesia ke Jepang periode Januari-Oktober 2014 sebesar 12,07 juta dolar AS. Produk yang diekspor antara lain  liquid natural gas, crude petroleum oil, bituminous coal seperti coking coal, nickel mattes, dan waste & scrap of oth precious metal. Sedangkan impor Indonesia dari Jepang periode Januari – Oktober 2014 mencapai 14,56 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement