REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Merespons sejumlah kritik dari para anggota DPR Komisi IV soal perekrutan TNI AD untuk bantuan 50 ribu personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) sebagai tenaga penyuluh pertanian, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut kerja sama tersebut bukan hal baru.
“Sebelumnya, kita ada kerja sama untuk lahan binaan seluas 2400 hektar, itu sudah kelihatan hasilnya, ada pertambahan nilai di sana,” kata Mentan pada Senin (19/1). Pertambahan nilai tersebut yakni peningkatan hasil pertanian dari semula enam ton menjadi Sembilan ton.
Ditegaskannya, Babinsa bukan digunakan sebagai tulang punggung pencapaian swasembada. Perekrutan tersebut, lanjut dia, merupakan upaya mengoptimalkan semua sumber daya yang ada.
Tujuannya agar ada sinergi, guna bahu membahu meraih swasembada pangan serta meningkatkan daya saing menghadapi MEA.
Bukan hanya TNI, kata dia, tapi Kementan pun merekrut mahasiswa sebanyak lima ribu orang, serta tentunya para tim Kementan yang memang sudah bertugas sebagai penyuluh pertanian sejak jauh-jauh hari. “Semua potensi dari bangsa ini akan dimanfaatkan, ini juga untuk MEA,” tuturnya.