Selasa 13 Jan 2015 16:08 WIB

Demi Kualitas, Pabrik Gula Tua Sebaiknya Ditutup

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
pabrik Gula
pabrik Gula

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dalam mengoptimalkan kualitas dan kuantitas gula nasional, sejumlah pabrik gula mesti segera ditutup, diganti dengan pabrik yang telah siap dengan teknologi tinggi.

Seperti diketahui, sebagian besar pabrik yang memproduksi gula di indonesia masih menggunakan mesin-mesin tua. Dampaknya, kualitas gula rendah dan mengakibatkan inefisiensi.

"Dari 49 pabrik yang ada, hanya 15 saja yang layak operasi dan memenuhi standar produksi," kata Senior Advise Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Yadi Yusriyadi pada Selasa (13/1). Dicontohkannya, seperti mobil tua, mau diganti atau diperbaiki salah satu komponen mesinnya tetap saja tidak cocok dan tidak efektif.Makanya, satu-satunya jalan yakni perlu diganti mobil tua itu dengan yang baru.

AGI memprediksi, jika kondisi pabrik tua melulu dibiarkan, maka produksi gula berbasis tebu di 2015 akan mengalami penurunan menjadi 2,54 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,58 juta ton. Padahal, lanjut dia, produksi tak boleh turun karena di tahun ini konsumsi gula diprediksi mencapai 2,89 juta ton.

"Itu dengan asumsi kenaikan jumlah penduduk dari 253,8 juta penduduk menjadi 255,4 juta penduduk," tuturnya.  

Di samping menutup pabrik tua, yang mesti dilakukan untuk swasembada gula ialah pengadaan lahan tebu di luar jawa seluas 600 ribu hektar. Jika ditambah dengan instrumen lain seperti lahan pabrik, kebutuhan lahan untuk produkai tebu yakni 800 ribu hektar.

Pengembangan pabrik di lahan tersebut, kata dia, bisa dalam bentuk cluster yang terdiri dari dua hingga tiga pabrik gula. Makanya, ia sangat menanti rencana pemerintah yang kabarnya akan membuka lahan untuk gula seluas satu juta hektar.

Industri, lanjut dia, mengaku siap dalam mengembangkan lahan tersebut ketika pemerintah telah menyediakannya nanti. "Mungkin pembebasan lahan akan menjadi proses yang paling sulit," tuturnya.

Namun, ketika lahan sudah disediakan, teknologi dan modal pendirian pabrik diprediksi akan cepat dan siap guna mendukung swasembada gula.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement