Senin 12 Jan 2015 19:38 WIB

Wapres Minta Jerman Atasi Krisis Listrik

Petugas mengecek trafo mobile di Gardu Induk PLN Karet Baru, Jakarta, Senin (25/8). (Republika/Prayogi).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas mengecek trafo mobile di Gardu Induk PLN Karet Baru, Jakarta, Senin (25/8). (Republika/Prayogi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak tenaga ahli Jerman untuk membantu pembangunan pembangkit listrik dalam upaya mengatasi krisis yang selama ini terjadi di Indonesia.

"Pemerintah akan membangun pembangkit listrik 35 ribu MW. Mudah-mudahan Pemerintah Jerman dapat mengirimkan tenaga ahli di bidang listrik untuk memberikan supervisi pada pembangunan pembangkit listrik tersebut," kata Wapres saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin.

Menurut wapres, upaya ini dilakukan untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi selama ini sehingga diharapkan tenaga ahli listrik Jerman bisa membantu.

Witschel menyatakan kesediaannya mengerahkan para ahli dan konsultan berpengalaman di bidang pembangkit tenaga listrik untuk membantu pembangunan pembangkit listrik di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Witschel menjelaskan bahwa kerjasama yang telah dilakukan kedua negara selama ini di berbagai bidang berjalan baik.

Di bidang kemaritiman, Jerman akan mendukung upaya Indonesia untuk menindak tegas pencurian ikan secara ilegal.

Witschel menyampaikan komitmen Jerman untuk terus membantu di Aceh dan Papua. "Di Aceh, kami telah membangun rumah sakit. Mungkin nanti juga di Papua kami akan membangun seperti itu atau apa yang diperlukan," katanya.

Di Teluk Bintuni, Papua Barat, Jerman juga akan membangun pabrik petrokimia.Mudah-mudah dapat terwujud pada tahun 2017 atau 2018," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, Witschel mengharapkan kehadiran dan partisipasi Indonesia pada beberapa eksibisi internasional yang dilangsungkan di Jerman, seperti eksibisi pariwisata di Berlin, eksibisi konstruksi dan mesin industri dan juga Frakfurt Book Fair pada bulan Oktober 2015.

"Kami berharap presiden atau wakil presiden dapat hadir di pameran buku ini, karena Indonesia menjadi tamu kehormatan," kata Witschel.

Di bidang pendidikan, Pemerintah Jerman memberikan 1.000-2.000 beasiswa untuk anak-anak muda Indonesia melanjutkan studi di Jerman. "Kami akan terus terbuka untuk mahasiswa-mahasiswa Indonesia belajar di Jerman," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement