Senin 12 Jan 2015 15:49 WIB

Februari, Harga Premium Bisa di Bawah Rp 7.000 per Liter

Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  PT Pertamina (Persero) memperkirakan harga premium pada 1 Februari 2015 bakal turun hingga di bawah Rp 7.000 per liter.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan harga minyak terus mengalami penurunan. "Dengan kecenderungan harga yang ada, premium bisa turun lebih dari Rp600 per liter atau menjadi di bawah Rp 7.000 per liter," katanya di Jakarta, Senin (12/1).

Menurut dia, sejak 25 Desember 2014, harga minyak sekitar 50 dolar AS per barel dan produk BBM di Singapura sesuai patokan Platt's (MOPS) sekitar 60 dolar per barel.

"Setiap penurunan MOPS sebesar satu dolar per barel, harga BBM bisa turun Rp 50. Tapi, tergantung pergerakan kursnya," ujar Ahmad.

Sesuai Peraturan Menteri No 39 Tahun 2014, pemerintah per 1 Januari 2015 menurunkan harga premium dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter. Harga premium tersebut sudah sesuai pasar.

Perhitungan harga tersebut mengacu MOPS sebesar 73 dolar AS per barel dan kurs Rp12.380 per dolar pada periode 25 November-24 Desember 2014. Selanjutnya pemerintah akan mengevaluasi harga premium setiap bulan sekali.

Harga premium per 1 Februari 2015 akan memakai asumsi MOPS dan kurs periode 25 Desember 2014 hingga 24 Januari 2015. Ahmad memperkirakan, harga minyak akan mulai mengalami kenaikan pada Maret 2015. "Namun, kami perkirakan kenaikan masih di bawah 70 dolar per barel," ujarnya.

Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan, harga BBM pada 1 Februari 2015 akan mengalami penurunan menyusul penurunan harga minyak.

Namun, pihaknya masih menunggu perkembangan MOPS dan kurs hingga 24 Februari 2015 untuk menetapkan harga BBM-nya."Tunggu saja," kata Naryanto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement