Rabu 07 Jan 2015 12:04 WIB

Gas Elpiji 12 Kg Naik, Masyarakat Menjerit

Rep: c79/ Red: Bilal Ramadhan
 Karyawan menata elpiji kemasan 3 kilogram di salah satu agen pemasok di Jakarta, Senin (15/9). (Republika/Prayogi)
Karyawan menata elpiji kemasan 3 kilogram di salah satu agen pemasok di Jakarta, Senin (15/9). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI-- PT Pertamina resmi menaikan harga gas elpiji 12 kilogram pada awal tahun 2015. Gas elpiji 12 kg ini mengalai kenaikan sebesar Rp 1500 per kg, dari yang sebelumnya Rp 7569 menjadi Rp 9.069. Sehingga saat ini konsumen harus merogoh kocek sekitar Rp 135 ribu untuk satu tabung.

Menanggapi hal ini, sebagian warga dan pedagang makanan di Kota Bekasi ramai-ramai beralih ke gas elpiji tiga kilogram. Akibatnya, keberadaan tabung gas berwarna hijau tersebut saat ini menjadi langka.

Salah satu warga Kayuringin, Bekasi Selatan, Dede mengaku kesulitan menemukan keberadaan gas tiga kilogram tersebut. Padahal menurutnya, gas sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa dilepaskan.

"Saya sudah berkeliling ke pengecer langganan saya. Semuanya nihil, gas elpiji tiga kilogram habis tidak bersisa," ujar Dede dengan nada kecewa, Rabu (07/01).

Tidak jauh dari kediaman Dede, salah satu pemilik warung makan lesehan, Nuni, juga mengeluhkan kenaikan gas elpiji 12 kg. Perempuan yang sudah membuka usaha rumah makan sejak 10 tahun lalu itu mengaku keberatan dengan kenaikan tersebut.

"Dari dulu saya selalu memakai gas elpiji 12 kg, karena harga naik saya kemudian beralih ke gas elpiji yang tiga kilogram. Namun, sekarang tabung gas tiga kilogram sudah jarang ditemukan, terpaksa saya kembali menggunakan gas 12 kg meskipun harganya mahal," terang Nunu.

Nuni mengungkapkan, pengecer gas yang telah menjadi langganannya sudah kehabisan stok gas elpiji tiga kilogram sejak Senin (05/01) kemarin. Akibatnya ia terpaksa menggunakan gas elpiji berwarna biru agar bisa tetap berjualan.

"Mau gimana lagi, saya terpaksa menaikan harga makanan ini berkisar dua ribu hingga lima ribu rupiah. Kalau tidak begitu tidak bisa menutupi biaya operasional," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement