Ahad 04 Jan 2015 19:43 WIB

Investasi Portofolio Indonesia Lebih Menarik daripada Langsung

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Selain saham dan reksadana, obligasi bisa menjadi salah satu sarana investasi.
Foto: Aditya Pradana P/Republika
Selain saham dan reksadana, obligasi bisa menjadi salah satu sarana investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Di tengah situasi pemerintah yang tengah memulai pembangunan infrastruktur di bidang pertanian, investasi portofolio masih lebih diminati dari pada jenis investasi langsung. Salah satu yang mendorongnya ialah deposito dengan bunga tinggi.

“Bunga tinggi disebabkan inflasi yang tinggi dan semua itu disebabkan inefisiensi ekonomi,” kata Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor sekaligus Direktur Komersial dan Bisnis Bank Mandiri Sunarso. Dilanjutkannya, inefisiensi ekonomi terjadi akibat koordinasi yang karut-marut.

Inilah yang menurutnya menarik investor di Indonesia. “Makin high cost, makin karut-marut, makin menariklah investasi di sini dalam bentuk portofolio,” lanjutnya.

Diterangkannya, investasi tidak langsung atau indirect investment atau investasi portofolio merupakan investasi pada aset finansial di pasar uang berbentuk deposito dan sertifikat BI. Sementara di pasar modal berupa saham, obligasi, opsi dan warrant.

Investasi portofolio di Indonesia, lanjut dia, cenderung selalu lebih tinggi dari pada investasi langsung. Pada 2009, direct investment sebesar 2,628 juta dolar sementara investasi portofolio sebesar 10,336 juta dolar.

Namun, di 2011, lanjut dia, investasi langsung sebesar 11.528 juta dolar, lebih tinggi dari investasi portofolio sebesar 3,806 juta dolar. Namun kondisi tersebut tak bertahan lama karena investasi portofolio terus menanjak naik di tahun-tahun berikutnya.

Pada 2012, investasi langsung senilai 13,716 juta dolar dan investasi portofolio meningkat sebesar 9,206 juta dolar. Berlanjut pada 2013, investasi langsung sebesar 12.233 juta dolar dan portofolio 10.900 juta dolar. Terakhir, pada 2014 disebutkan bahwa investasi langsung sebesar 11.927 juta dolar sementara investasi portofolio kembali lebih tinggi yakni 24.110 juta dolar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement