Selasa 30 Dec 2014 07:15 WIB

Menko Maritim: Perikanan Budi Daya Digalakkan

Rep: C85/ Red: Erdy Nasrul
 Menko Kemaritiman Indroyono (kanan) berbincang dengan Dubes Jerman untuk Indonesia Georg Witschel dan tim Kopaska TNI AL ketika menggelar pertemuan di Jakarta, Kamis (11/12). (Antara/Wahyu Putro)
Menko Kemaritiman Indroyono (kanan) berbincang dengan Dubes Jerman untuk Indonesia Georg Witschel dan tim Kopaska TNI AL ketika menggelar pertemuan di Jakarta, Kamis (11/12). (Antara/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah mulai melirik sektor perikanan budidaya sebagai masa depan industri perikanan Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengungkapkan, Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo menargetkan untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya hingga 40 hingga 50 juta ton ikan dalam waktu lima tahun. "Jadi kan kalau kita sudah berbibicara illegal fishing, maka saat ini perikanan budidaya mulai dibangun," jelas Indroyono di depan awak media, Senin (29/12).

Indroyono yang sebelumnya menjabat di FAO, menambahkan, berdasarkan data dari FAO, produksi perikanna budidaya terus meningkat dengan pertumbuhan 8 persen pertahun. "Namun kita harus lihat volume vs value-nya. Jangan sampai volume banyak tapi kualitas tidak kurang," lanjutnya. Untuk peningkatan perikanan budidaya ini, Indoryono mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 16,9 miliar untuk tahun 2015.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Subjakto menyatakan, selama ini kendala terbesar dalam pengembangan perikanan budidaya adalah pemasaran yang kurang. Slamet menilai, banyak pembuidaya yang akhirnya alih profesi lantaran bingung memasarkan hasil panennya. "Kedepan makanya, pembangunan sektor hulu, budidaya, harus diimbangi dengan pembangunan sektor hilir, pemasaran," jelasnya kepada Republika, Senin (29/12).

Slamet menambahkan, selain pemasaran yang terpenting juga adalah ketersediaan bahan baku yang tercukupi bagi pembudidaya, seperti misalnya bibit ikan kerapu dan kakap. "Faktor pakan juga jadi perhatian kami adalah upaya swasembada bahan baku pakan. Bila selam ini sebagian besar kita impor tepung ikan untuk bahan bapak,, sekarang sedang kami kembangkan pemanfaatan pakan ikan dengan Azolae," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement