REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum (Persero) mendukung budi daya perikanan daratan dengan menggunakan energi mandiri yakni pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Program ini sejalan dengan visi Inalum dalam menciptakan ekonomi sirkular di sekitar lokasi perusahaan berkelanjutan menggunakan energi hijau.
Corporate Secretary Inalum Mahyaruddin Ende dalam rilis, di Medan, Jumat (10/5/2024), menyebutkan program ini merupakan kolaborasi bersama kelompok masyarakat untuk meningkatkan manfaat. "Program PLTS perikanan darat ini merupakan kolaborasi Inalum dengan masyarakat sekitar bertujuan peningkatan sosial dengan dorongan energi terbarukan," jelasnya.
Mahyaruddin berharap program ini bisa terus berjalan, sehingga bisa memberikan dampak positif berupa manfaat keberlanjutan bagi masyarakat setempat. Program PLTS perikanan darat ini dilakukan di Dusun 1 Pantai Sejarah, Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Kolaborasi ini menghadirkan enam kolam bioflok diameter tiga meter dengan budi daya ikan sebanyak 5.500 ekor, yakni lele 3.000 ekor dan nila 2.500 ekor dengan PLTS berkapasitas 2.750 Watt menghidupkan pompa air, lampu dan aerator. "Sementara untuk sumber air perikanan darat menggunakan sumur bor dua titik, dan tower tangki air untuk menyuplai air," tutur dia.
Program ini juga melakukan penanaman serai wangi tepat di sebelah kolam perikanan darat menggunakan air limbah yang dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman serai wangi. PLTS perikanan darat ini merupakan salah satu program berkelanjutan PT Inalum (Persero) yang memprioritaskan pelestarian lingkungan, dan mengedepankan tanggung jawab sosial.
Kemudian mempertahankan praktik tata kelola yang efektif, membina hubungan dengan investor, dan menyampaikan laporan keberlanjutan secara transparan. "Dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip ini, Inalum memastikan keberlanjutan dan dampak positif dari kegiatan operasional kami, serta berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat lokal secara luas," kata Mahyaruddin.