Jumat 26 Dec 2014 17:16 WIB

Garuda Mengaku Terbantu Rontoknya Harga Minyak Dunia

Rep: C81/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Garuda Indonesia
Foto: Republika/ Wihdan
Garuda Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pelemahan Ruipah terhadap dolar AS membuat Industri penerbangan kocar-kacir. Pasalnya, 70 persen dana operasional perusahan penerbangan menggunakan dolar amerika.

Vice President Corporate Communication PT Garuda Indonesia tbk, Pudjobroto mengungkapkan, beberapa langkah dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian besar seperti memaksimalkan marketing dan efisiensi.

“Saat ini yang pertama kami lakukan adalah akan meningkatkan dan mengoptimalkan revenue generator, atau meningkatkan pendapatan dengan melakukan peningkatan marketing,” kata Broto pada Republika, Jumat (26/12).

Namun, meski dolar sedang menguat, Broto juga mengaku sedikit terbantu dengan anjloknya harga minyak dunia. Karena, sebagian besar industri penerbangan juga sangat dipengaruhi oleh harga bahan bakar. “Sebetulya, terbantu dengan harga minyak dunia, sangat terbantu,” katanya.

Karena, dari dana operasional yang menggunakan dolar AS, ketika harga minyak dunia turun, hanya 20 hingga 30 persen untuk bahan bakar.  Namun, jika harga minyak dunia sedang mengalami lonjakan tinggi, 40 hingga 50 persen dana operasional digunakan untuk bahan bakar.

“Artinya, saat minyak dunia seperti ini (mengalami penurunan) kita bisa menghemat dana untuk bahan bakar sekitar 20 hingga 30 persen dan operasional yang 70 persennya menggunakan dolar,” jelasnya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement