Selasa 23 Dec 2014 11:04 WIB
Penghapusan premium

Menkeu Tampik Klaim Faisal Basri Soal Mahalnya Produksi Premium

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Premium habis - ilustrasi
Premium habis - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menampik klaim tim reformasi tata kelola migas soal tingginya produksi Ron 88. Khususnya, ucapan soal impor RON 92 lebih murah dibanding mengoplos RON 88.

"Tentu mahalan 92 (RON 92)," tuturnya, Selasa (23/12). Sebelumnya, Tim Reformasi Tata Kelola Migas mengeluarkan rekomendasi terkait kebijakan subsidi dan perhitungan harga patokan bahan bakar minyak (BBM). 

Tim Reformasi merekomendasikan kepada pemerintah untuk menghentikan impor BBM jenis RON 88 alias bensin dan Gasoil 0,35 persen sulfur (Solar) dan menggantinya dengan impor Mogas 92 dan Gasoil 0,25 persen sulfur.

Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengatakan, selama ini Indonesia menjadi satu-satunya pengimpor BBM jenis RON 88 untuk kebutuhan dalam negeri. Sehingga untuk mendapatkannya dilakukan pengoplosan nafta dengan RON 92.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement